Senin, 12 Februari 2024

Cinta Pasti Kembali Part 7


3 Tahun Kemudian.....


# UNIVERSITAS
# DIES NATALIS 135

Dies Natalis tahun ini terasa berbeda, lebih meriah dari pada tahun-tahun sebelumnya bahkan para alumni dari segala profesi banyak yang menghadiri Dies Natalis ke 135 Universitas.  Kali ini kehadiran Profesor Han Liu juga menjadi daya tarik tersendiri, mengingat dirinya tidak pernah muncul dalam setiap acara Universitas. Entah apa yang menarik minatnya hingga dia bersedia datang mengikuti perayaan.

Profesor Han adalah salah satu Profesor paling senior dan dicintai seluruh mahasiswanya. Jiwanya yang kebapakan membuat mahasiswa menyukainya. Ditambah lagi Prof pandai bermain segala macam alat musik yang menjadikan dirinya idola dikalangan anak muda.

Banyak sekali tamu VIP kali ini, mereka diambil dari setiap angkatan dan departemen yang benar-benar sukses dalam profesi dan karier. 

"Hei Natalie. Senang melihatmu lagi."

"Laura".

"Kau datang juga akhirnya, aku pikir aku tidak akan melihatmu tahun ini mengingat kau tidak datang diacara dies natalis tahun lalu?".

"Aku sedang sibuk saat itu".

"Kau bersama siapa?".

"Sendiri. Kau?".

"Aku datang bersama Claudia dan empat pria tampan". Laura menunjuk  Claudia yang sedang mengobrol dengan Austin dan ganknya. Tidak, jangan lupakan Fifie dan sekutunya yang lain.

"Oh".

"Aku mendengar kaulah yang merancang gaun pertunangan Claudia dan Austin?".

"Itu kecelakaan yang disebabkan olehmu".

"Karena aku tau kau pasti menolak tawaran itu. Jangan bilang kau masih belum bisa melupakan penjahat itu".

"Dia bukan penjahat, dia sahabatku".

"Kau masih menganggap dia sahabat? Bahkan dia meninggalkanmu begitu saja?".

"Selalu ada alasan dari setiap tindakan. Aku percaya padanya."

"Tapi dia membuang kepercayaanmu tepat di depan matamu".

"Terimakasih, Laura. Saat terpuruk adalah saat kita tau siapa yang benar-benar berdiri disisi kita. Dan jika itu terjadi padaku, aku akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Selena". Kataku menghentikan perdebatan.

~~~>>>

"Natalie....Terimakasih untuk gaunnya. Itu sangat indah. Seharusnya kami memakainya sejak 2 tahun lalu, tapi calon tunanganku tidak dapat meninggalkan kesibukannya, membuat kami harus mengundur jadwal pertunangan berkali-kali. "

"Ya".

"Aku dan Austin berniat mengundangmu untuk datang ke pesta pertunanganku Minggu depan. Bisakah kau datang?".

" Aku usahakan".

~~~>>>

"Natalie?".

Seperti biasa Aland selalu menjadi pihak yang menyapa lebih dulu, dia sangat ramah dan baik. Juga sangat tampan. Andaikan waktu itu Selena jatuh cinta dengan pria ini, aku yakin mereka berdua masih bersama dan bahagia.

"Ya Aland, apa kau akan mentraktirku minum kali ini?".

"Baik kali ini giliranku. Kita minum setelah acara nanti, aku lama tidak melihatmu, kadang aku berpikir apa kau menganggapku temanmu?".

"Tentu saja. Begini saja, sebagai permintaan maaf dari temanmu yang teledor ini, aku yang mentraktir malam ini".

"Aku saja".

"Tidak. Aku saja".

"Aku. Ok? Atau tidak sama sekali".

"Baiklah, diterima".
Aland mengangguk setuju.

"Ayo kita masuk kedalam, aku ingin melihat pertunjukan apa yang dimiliki profesor Han. Aku ingin sekali mendengar dia bernyanyi seperti sepuluh tahun lalu".

"Jadi dia dulu benar-benar bisa bernyanyi?".

"Tentu saja, suaranya sangat hebat."

"Kalau begitu aku berharap dia akan bernyanyi nanti, supaya aku tidak lagi meragukan kata-katamu?".

Austin melihat ke arah Aland dan Natalie yang kini berteman baik. Sedangkan hubungannya dengan Natalie memburuk, sepertinya gadis itu menyalahkan Austin atas semuanya.

~~~>>>

Austin bersama tunangan dan teman-temannya  berjalan dibelakang kami.  Austin seperti biasa selalu bersikap dingin, Natalie hampir tidak pernah melihatnya tersenyum. Oh tentu saja aku melupakan satu, ketika dia bersama Selena . Saat itu dia menjadi pria yang sangat ramah. Dengan sikap dingin dan arogan itu seharusnya dia tinggal di Greenland, itu satu-satunya habitat yang cocok untuk pria itu.

Di depan pintu auditorium telah ramai oleh antrean tamu yang sedang melakukan pemeriksaan di Security Gate. Natalie melihat Profesor Han  duduk di kursi roda didepan gedung auditorium bersama dengan asistennya. Tampak pula orang tua Austin dan Claudia. Yah mereka pasti jadi tamu VIP karena mereka adalah  donatur tetap Universitas.

~~~>>

"Apa kabar Profesor Han?".

"Baik sekali, apa kau fashion desainer yang terkenal itu?".

"Jangan membuatku besar kepala Prof".

"Kau selalu saja merendah".

"Apakah anda menunggu seseorang?".

Aland tidak tahan untuk bertanya kepada Prof Han karena orang tua itu selalu mengawasi kerumunan orang-orang didepan auditorium. Dirinya seperti sedang mencari seseorang diantara kerumunan tamu. 

"Aku sedang menunggu tamu VIP ku, aku khawatir  dia tidak ingat jalan kesini".

Jawaban penuh candaannya membuat kami tertawa, Prof selalu menyenangkan seperti biasa. Meskipun dia sekarang duduk di kursi roda, tidak mengurangi aura kebajikan yang dimilikinya.

"Anda bisa meminta asisten anda menjemputnya Prof atau saya akan menjemputnya untuk anda". Aland menawarkan diri.

"Tidak diperlukan nak. Tamu VIP ku sangat cerdas. Dia pasti menemukan jalan sesulit apapun itu".

"Kalau begitu masuklah kita tunggu di dalam. Anda bisa sakit, udara diluar mulai dingin".

"Kalian masuklah dulu jangan khawatirkan aku."
Prof seperti biasa bersikap keras kepala. Tidak sopan rasanya meninggalkannya, akhirnya kami semua memilih menemaninya.

"Aku akan menunggu bersama Prof, kalian masuk saja dulu". Kata Aland pada teman-temannya tetapi tidak ada satupun yang bergerak. Aland menatap Austin yang sibuk memberi perintah ditelepon pada seseorang, temannya itu memiliki sifat yang pemarah dan Aland tiba-tiba merasa kasian dengan seseorang yang berbicara dengannya.

~~~~>>

Ini kali kedua Austin menghadiri Dies Natalis Universitas, kalau bukan karena Claudia memohon dengan menangis sesenggukan di kantornya dia pasti tidak akan datang.

Wanita ini terlalu banyak melakukan permohonan akhir-akhir ini, dan itu sangat merepotkan. Apalagi Ayahnya juga memaksanya untuk segera bertunangan dengan Claudia. Mengingat Austin tidak pernah bergaul dengan wanita manapun, akhirnya dia mengiyakan. Lebih baik bertunangan dengan teman masa kecilnya dari pada harus menyesuaikan diri dengan orang-orang baru.


~~~~>>>

"Papa, kau mendapat undangan dari Universitas juga?"
Claudia menyeruak menghampiri papanya yang berdiri beberapa meter dari Prof Han.

"Iya, papa juga alumnus. Apalagi akan ada acara amal, papa harus hadir".

"Papa mengenal prof Han?".

"Kami dulu satu angkatan. Ayah Austin, aku dan Prof Han berasal dari departemen yang sama".

"Wah bagus sekali". Claudia memeluk manja papanya. Sebelum berjalan  menghampiri calon tunangannya.


~~~~>>>

"Oh dia datang".

Ucapan penuh semangat Prof Han Liu seketika membuat semua orang menoleh kearah yang ditunjuk oleh jarinya. Bahkan Austin yang sibuk menelepon juga ikut melihat kearah yang ditunjuk oleh Prof Han.

Seorang wanita cantik bergaun merah tanpa lengan sedang berjalan anggun dan penuh percaya diri ketempat kami berkumpul. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai, dengan tubuh setinggi 170 cm, kulit seputih pualam dan lekukan ditempat yang sempurna dia benar-benar kombinasi kecantikan yang luar biasa.  

Aland melirik padaku tapi aku mengindahkannya, mataku hanya melihat satu-satunya wanita yang pernah mengisi hatiku. Setelah 10 tahun berlalu kini aku melihatnya lagi, dia bukan gadis 18 tahun yang selalu memakai kemeja dengan celana jeans usang, sekarang dia telah menjadi wanita dewasa yang tau akan pesona yang dimilikinya. Sangat cantik dan luar biasa menawan.

Ya...Selena kembali. Wanita itu berjalan dengan anggun, pandangannya lurus kedepan tidak mempedulikan belasan pasang mata yang menatapnya dengan  pandangan terkejut yang tidak ditutupi. Matanya hanya tertuju ke depan, dan senyumnya hanya ditujukan pada satu orang yaitu Prof Han.  Setelah sepuluh tahun tidak melihatnya, aku mendapatkan fakta bahwa kecantikan alaminya tidak pernah berubah. 

"Maafkan aku Profesor karena datang terlambat".
Selena membungkuk di depan Prof Han yang telah menantinya dengan sabar, mencium kedua pipinya dengan penuh rasa sayang. Rasa penyesalan menghantam dadanya karena telah begitu lama meninggalkan orang tua angkat yang sangat mengasihinya.

"Aku kira kau tidak akan datang".
Prof tampak sangat emosional melihat putri angkatnya berdiri didepannya dalam keadaan sehat dan cantik. Tangannya menepuk-nepuk punggung Selena sebelum mengelus rambutnya seperti yang biasa dilakukannya saat gadis itu masih kecil.

"Aku sudah berjanji".

Selena meminta izin pada asisten Prof Han sebelum menuntunnya masuk ke dalam auditorium dengan hati-hati.

"Kau harus pulang kerumah secepatnya. Ibumu sangat merindukanmu anakku. Dia rindu memasak untukmu dan bermain catur bersama. "

Prof Han berbicara pada Selena tanpa henti, perhatiannya hanya tertuju pada Selena. Setelah 10 tahun hanya mendengar suaranya ditelepon, kini dia bisa memeluk anak gadisnya yang sudah tumbuh menjadi wanita dewasa.

"Tentu saja, aku tidak akan berhenti merepotkan kalian berdua."

Selena mentautkan tangannya pada lengan Prof Han, tidak menghiraukan semua mata yang menatapnya dengan penasaran.

"Kau duduk di sebelahku anakku".

Prof Han menarik tangan Selena untuk duduk dibarisan paling depan bersamanya.  


~~~>>

"Apakah itu anak Han Liu?".

"Aku tidak tau pasti. Tapi bukankah Han Liu tidak bisa memiliki keturunan?".

"Seingatku dia memang dalam kondisi Azoospermia".

"Mungkin wanita itu anak angkatnya".

Aland bisa mendengar percakapan Mr.Smith dengan Morgan Senior yang penuh rasa penasaran terhadap Selena. Iblis bertemu Setan. Lengkap sudah.

"Aku seperti pernah melihat wanita itu".

Mr Smith tampak berpikir keras mengingat tentang Selena.

Aland melirik Austin yang tampak lebih dingin dari biasanya. Tidak ada yang tau apa yang terjadi didalam hatinya. Tapi Aland sempat melihat keterkejutannya melihat Selena yang muncul secara tidak terduga.

~~~>>>

"Natalie, jadi kau benar-benar tidak pernah berhubungan dengan Selena lagi?".

"Bagaimana kau tau?".

"Aku melihat keterkejutanmu. Kau hampir jatuh pingsan saat melihatnya tadi".

"Setelah 10 tahun, aku tidak pernah bertemu dengannya, melihatnya lagi seperti  keajaiban".

"Kau tidak marah padanya karena pergi begitu saja?".

"Tentu saja aku marah, tapi aku berpikir bisa saja aku akan melakukan hal yang sama bila diposisinya saat itu. Dia terdesak dan sendirian. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa selain mempercayainya".

"Dia dulu gadis yang sangat cerdas, dia pasti tau kau selalu dipihaknya".

"Apa kau menyukai Selena, Aland?".

"Tidak".

"Aku bisa melihatnya, matamu memberitahu sangat banyak".

"Benarkah?".

"Oh".

~~~>>>

Sementara dibaris kedua,  Austin tampak gusar, dia belum bisa mengatasi keterkejutannya sejak kemunculan Selena beberapa menit yang lalu. Bagaimana mungkin dia kembali setelah 10 tahun berlalu. Austin melihatnya tertawa ketika Prof Han membisikkan sesuatu padanya. Mungkinkah Prof Han orang yang membantunya meninggalkan Amerika 10 tahun lalu?.

"Ya Tuhan....wanita cantik itu memang Selena".

Austin mendengarkan percakapan beberapa pria yang duduk tepat di belakangnya. Sepertinya mereka membicarakan Selena yang sama.

"Kau mengenal wanita itu, Mark?".

"Tidak secara langsung, dia mengambil bachelor di Universitas yang sama denganku. Kami berbeda departemen. Tapi  bisa dibilang Selena sangat populer di Universitas." 

"Tapi untuk apa dia disini?".

"Entahlah, mungkin saja dia tamu kehormatan Prof Han atau salah satu keluarganya".

"Aku dapat merasakan kalau kau menyukainya?".

"Tidak. Dia sudah memiliki kekasih. Tidak ada harapan untuk memenangkan persaingan".

"Kau juga seorang lawyer yang terkenal".

"Mungkin.  Tapi kekasihnya juga bukan pria sembarangan. Sebagai sesama pria aku akan memberi nilai 9.9 untuk kekasih Selena."

"Sehebat itukah kekasihnya?"

"Sangat".

"Tapi jika dia di sini berarti dia bisa saja sudah putus dengan kekasihnya itu".

"Oh entahlah".

Austin menoleh kebelakang untuk melihat dua pria tampan yang sibuk membicarakan Selena. Jadi selama ini dia baik-baik saja. Wanita itu ternyata juga punya kekasih, dia pasti sangat bahagia dalam pelariannya karena berhasil mendapatkan kekasih baru. Sialan.

"Austin".

"Ehm?".

Austin melihat wanita yang sebentar lagi akan menjadi tunangannya seperti sedang mengajukan permohonan dengan matanya.

"Bolehkah aku mengundang Selena di pesta pertunangan kita?".

"Tidak".

"Apa kau masih menyukainya".

"Tidak".

"Kalau begitu izinkan aku mengundangnya.  Aku tau dia dulu jahat padaku dan pernah mendorongku hingga aku cedera. Tapi itu sudah sepuluh tahun berlalu. Aku percaya dia sudah berubah".

Claudia tersenyum penuh harap. Melihat Claudia mengatakan hal seperti itu membuat perasaanku tidak menentu. Atau Austin memang tidak ingin melihat Selena terluka ketika melihatnya harus bertunangan dengan wanita lain? Ah tidak, menurut Mark wanita itu juga sudah memiliki kekasih.

"Terserah kau".

Austin melihat kearah Selena lagi, entah yang keberapa kalinya dirinya mencuri pandang kearahnya. Ada sisi lain dalam diri wanita itu yang membuatnya seakan tak tersentuh.

Seorang wanita berjalan menemui Prof Han dan Selena seperti membicarakan sesuatu yang sangat penting.  Austin melihat dengan seksama wanita yang baru datang menemui mereka berdua dan mulai mengenalinya. Wanita itu adalah artis yang menjadi  brand ambassador salah satu produk Morgan Group.

Nancy mengenal Selena?

Austin melihat Nancy naik keatas panggung  yang disambut tepuk tangan para undangan. Wanita itu beberapa kali melontarkan sebuah lelucon yang juga disambut tawa oleh penontonnya. Dia memang artis yang berbakat, pikir Austin dalam hati. Setelah itu Austin melihat Selena meninggalkan kursinya dan mulai berjalan menuju pintu keluar. Apakah wanita itu hendak pergi? Secepat itu?. Sial untuk apa dia harus peduli.

Tiba-tiba ruangan menjadi sangat gelap. Semua lampu padam seketika, menyisakan lampu panggung yang menyorot Nancy yang kali ini sudah berganti dengan pakaian adat China. Wanita itu berdiri ditengah panggung dan dikelilingi para penari latar yang membawa  lampion merah dan dragon.

Kali ini layar mulai menyala, Animasi Dragon berwarna merah menimbulkan siluet disana sini. Tepuk tangan para undangan yang antusias semakin menambah meriah suasana yang sebelumnya gelap gulita. Sepertinya Prof Han benar-benar akan menampilkan pertunjukan budaya China di Dies Natalis tahun ini. Dan salah satu brand ambassadornya adalah bagian dari rencananya.

Para penari latar yang membawa lampion dan naga telah pergi yang digantikan oleh wanita-wanita berpakaian Cheongsam yang mulai melakukan tarian-tarian dengan indah. 


*SONG LYRICS*

Yao yuan di dong fang you yi tiao jiang


Ta di ming zi jiu jiao Chang Jiang


Yao yuan di dong fang you yi tiao he


Ta di ming zi jiu jiao Huang He

Suara tepuk tangan bergema memenuhi ruangan begitu melihat Nancy bernyanyi dengan ekspresif. Wanita itu memang berbakat. Bahkan dia bisa menyanyikan lagu Mandarin dengan sangat fasih. Perusahaan memang tidak salah memilihnya sebagai brand ambassador.

Gu lao di dong fang you yi tiao long


Ta di ming zi jiu jiao Zhong Guo


Gu lao di dong fang you yi qun ren


Ta men quan dou shi long de chuan ren....

(Seluruh kepala menoleh, berusaha mencari dari mana sumber  suara itu)

Dan....
Selena sedang berdiri diujung lorong dengan sangat anggun, lampu sorot mengikuti dirinya yang sedang berjalan , wanita itu  bernyanyi dengan mic ditangan kanannya, benar-benar  sanggup menghipnotis seluruh undangan di auditorium. Selena bisa menyanyi dan suaranya sangat indah dan dia juga bisa berbahasa Mandarin dengan fasih. Ternyata banyak yang tidak Austin ketahui tentangnya. Austin melihat para undangan yang memandang takjub kearah Selena, ketiga sahabatnya bahkan tidak berkedip sama sekali begitu juga dua pria yang duduk di belakangnya tadi.

Ju long jiao di xia wo cheng zhang


Zhang cheng yi hou shi long de chuan ren


Hei yan jing Hei tou fa Huang pi fu


Yong yong yuan yuan shi long de chuan ren

(Selena berjalan menuju keatas panggung, Nancy memegang tangannya dan menariknya ketengah panggung , sekarang mereka bernyanyi bersama).

Sui bu ceng kan jian Chang Jiang mei


Meng li chang shen you Chang Jiang shui


Sui bu ceng ting jian Huang He zhuang


Peng tai xiong yong zai meng li.....


(Lirik Kembali keatas)


Standing applause mengakhiri pertunjukan Nancy dan Selena yang memukau. Jadi inilah pertunjukan yang dimaksud Prof Han.

Kali ini Austin melihat Selena turun dari panggung bergandengan tangan dengan Nancy. Mereka ternyata cukup dekat, seperti sudah mengenal bertahun-tahun.  Selena kembali duduk di sebelah Prof Han, sebelum akhirnya berdiri dan mencium kedua pipi Prof tersebut. Kali ini dilihatnya wanita itu sedang tersenyum lebar, kepalanya mengangguk beberapa kali seperti menyetujui perkataan dari Prof Han. Prof Han menepuk-nepuk punggung tangan Selena dengan sayang sebelum akhirnya wanita itu dan Nancy berjalan pergi meninggalkan auditorium.





                                                            Credit Gambar: Google




Minggu, 11 Februari 2024

Cinta Pasti Kembali Part 6

7 tahun berlalu.....


# UNIVERSITAS
# DIES NATALIS 132


"Ya Tuhan bukankah kau Natalie Hernandez? Salah satu Fashion Desainer terkenal di Amerika?".

"Raymond. Apa kabar?".

"Kau masih ingat padaku?".

"Tentu saja. Kalian kan sangat terkenal waktu di Universitas".

"Hehehehe". Raymond merespon jawaban Natalie dengan senyum kecut.

"Hai Natalie!".

"Oh Dokter Edward, apa kabar?""

"Baik".

"Dimana Aland dan Austin?".

"Mereka dalam perjalanan kesini".

" Oh".

Natalie sedang mengobrol dengan Edward dan Raymond ketika tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dari belakang.

"Natalie, kau sungguh Natalie?".
Suara nyaring yang dikenalnya membuatnya berbalik dan melihat wajah temannya di Universitas dulu. Sejak kepergian Selena, Laura meninggalkan asrama dan memilih menyewa flat diluar Universitas. Mereka hampir tidak pernah saling bertemu karena jarak antara departemen desain dan departmen bisnis cukup jauh. 

"Laura, apa kabar?".

"Aku baik. Ya Tuhan akhirnya aku menemukanmu". 

Laura memeluk Natalie dengan riang. Dirinya sudah kehilangan kontak dengan Natalie hampir 7 tahun. Dan sekarang dirinya bisa bertemu dengan sahabat lamanya sungguh kebahagiaan tersendiri untuknya.

"Kalian disini?".  Natalie berdiri dalam diam ketika melihat mantan kekasih sahabatnya sedang mengandeng wanita cantik berjalan mendekati kelompoknya.

Dan benar ini  pertama kalinya dalam kehidupan nyata dirinya melihat Austin, setelah tragedi tujuh tahun lalu.  Pria itu tidak berubah. Dia semakin tampan di usia 28 tahun, semakin terkenal dan makin berkuasa. Hampir setiap hari namanya muncul di surat kabar, majalah bisnis hingga televisi. 

Austin telah menjadi bujangan paling diminati di Amerika.  Profesinya sebagai dokter sekaligus pengusaha membuatnya memiliki nilai tambah berkali-kali lipat dibanding pria lain.  Menurut majalah bisnis yang pernah mengulas perusahaannya,  Morgan Group yang dulu hampir bangkrut bangkit kembali dibawah kepemimpinannya bahkan mereka telah melebarkan sayapnya hingga Asia, Australia dan Eropa. Bahkan salah satu anak usahanya Morgan Hospital yang juga hampir gulung tikar telah menjelma menjadi salah satu rumah sakit terbesar dan mewah di Amerika.

Sejak kepergian Selena , Natalie hampir tidak pernah berhubungan dengan gank Austin. Tidak ada lagi alasan untuk berteman dengan mereka. Hanya sekali dua kali dirinya berpapasan dengan Aland yang ternyata pria itu masih berusaha menemukan Selena yang seperti ditelan bumi. Dan itu cukup untuk membuat mereka saling berkomunikasi. 

Natalie menatap Austin dan wanita disampingnya bergantian. Mereka berdua benar-benar tidak tau malu. Mereka menjalin hubungan hanya selang satu minggu setelah kepergian Selena. Rasa kesal menyelimuti Natalie begitu melihat bagaimana tunangan Austin mempertontonkan kemesraan mereka didepannya.

"Apa kabar, Natalie? Lama tidak berjumpa."

Austin menjabat tangan Natalie dan Laura bergantian. Bagaimanapun dia tidak boleh menunjukkan kebenciannya didepan banyak orang. 

"Baik. Dimana Aland?".

"Kau mencariku Natalie?"

"Ah tidak. Aku pikir kau tidak datang".

"Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan".

"Aku mengerti".

"Bagaimana kalau setelah ini kita minum kopi? Ayo kita berkumpul lagi sekali-kali. Ini pertama kalinya kita berkumpul setelah Tujuh tahun".

"Ok". Natalie mengangguk setuju.

"Boleh aku ikut Natalie?".

Natalie melihat Laura yang merajuk seperti biasanya. Dia benar-benar tidak berubah. Sikapnya masih manja seperti dulu.

"Tentu Laura".

"Baiklah, setelah selesai acara kita pergi bersama-sama".


# MUNCHEN, JERMAN 


"Ini kesempatan bagus bagi kita untuk mendapatkan Royal Corp. Lakukan segala cara untuk mendapatkan perusahaan itu secepatnya".

"Aku tau. Tapi kita harus menunggu waktu yang tepat , Ale".

"Percayalah. Ketika ada perintah likuidasi dan kurator administratif telah disahkan, keputusan akan segera diambil praktisi kepailitan. 

"Jadi aku akan mendesak agar praktisi kepailitan segera ditunjuk."

"Cerdas, karena akusisi atas dasar ini sangat sulit untuk ditentang".

"Baiklah. Kita akan lanjutkan rencana kita , nanti malam aku akan kembali ke perusahaan dan mempersiapkan semuanya".

"Aku akan menunggu".

"Terimakasih sudah mengantarku, Ale. Hati-hati".


~~~~~>>

"Oh my God, dia seperti dewa Yunani".

"Dewa Yunani mana yang kamu maksud?". Selena tidak dapat menahan tawanya melihat tingkah sahabatnya yang selalu memuja partner bisnisnya Alexander. 

"Biarkan saja dia, Selena. Wanita ini belum menyadari bahwa ada pria tampan lain yang selalu menunggu disisinya". John tersenyum kecut melihat tingkah Nancy yang tidak pernah memperhatikannya.

John dan Nancy adalah teman baikku sejak aku menginjakkan kaki di Munchen. Mereka juga yang pertama kali mengajakku menyewa apartemen bersama dan menyuruhku hanya membayar biaya gas dan listrik saja. Ini benar-benar nasib baik bagiku karena aku tidak perlu mengeluarkan biaya sewa apartemen yang sangat mahal.

Uang hasil kerja partime aku manfaatkan sebaik-baiknya. Aku hanya menggunakan 30% untuk biaya hidup dan membayar energi. Sisanya aku gunakan untuk berinvestasi. Bahkan karena kekurangan uang aku sering kali mengambil makanan dari bank makanan yang diperuntukkan untuk masyarakat miskin.

Aku tidak dapat tinggal di rumah teman Prof Han. Bagiku tidak benar jika aku harus menggantungkan hidup ku pada orang lain. Jadi aku lebih memilih bersama kedua temanku.

Untungnya aku mendapatkan beasiswa untuk gelar bachelor dan masterku. Selain itu aku juga mendapat uang saku yang sedikit banyak bisa untuk menopang hidupku selama disini. 

Aku masih ingat ketika pertama kali tiba di  Munchen dengan tubuh penuh luka.  Nancylah yang memaksa mengoleskan saleb ditubuhku selama berminggu-minggu hingga memar-memar itu hilang.

John dan Nancy tidak bertanya apa-apa tentang luka yang aku terima, mereka tidak ingin aku mengingat kejadian yang membuatku kabur dari Amerika.

"Bagaimana pekerjaanmu?".

"Sangat baik. Ale memperlakukanku dengan baik". Selena tidak pernah mengatakan apapun tentang pekerjaannya pada kedua sahabatnya, tentang bagaimana dia secara tidak sengaja bertemu Ale saat menjadi pramusaji di restoran 6 tahun lalu dan akhirnya menjadi partner bisnis yang memiliki 30% saham General Growth. Mereka hanya tau apabila Selena bekerja sebagai karyawati biasa diperusahaan itu.  

"Aku bisa melihatnya". 

"Tinggalah di apartemen ini. Kau tidak perlu pindah. Kamu juga tidak perlu membayar sewa. Cukup tinggal disini.  Bisakah kau melakukan itu untuk kami?". John memulai.

"John benar, aku sangat khawatir meninggalkanmu di negara ini sendirian". Nancy menimpali.

"Terimakasih atas tawaran kalian berdua. Aku sangat berterimakasih untuk segalanya. Kalian telah menjadi bagian penting dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa melakukannya lagi, kalian sudah membantuku sejak aku tinggal dinegara ini."

"Tapi Selena.....".

"Aku sudah mendapatkan tempat tinggal didekat kantor.  Menurutku itu jauh lebih efisien dari pada aku harus selalu naik kereta pulang pergi. Dan untuk apartemen ini kalian bisa menyewakannya untuk mendapatkan pasif income."

"Menyewakannya?". John pura-pura tidak mengerti.

"Sudahlah jangan menutupinya. Aku tau ayahmu membeli apartemen ini untukmu. Dan karena kamu pria yang sangat baik hati, kamu mengizinkan aku tinggal gratis disini".

"Aku ketahuan". John tersenyum malu melihat kebohongannya selama ini terbongkar.

"Kapan penerbangan kalian?".

"Besok lusa".

"Aku akan mengambil cuti setengah hari dan mengantar kalian".

"Kau tidak akan kembali ke Amerika?".

"Tidak. Aku tidak pernah punya keinginan kembali kesana".

"Apa kau tidak merindukan ayah angkatmu?".

"Entahlah". Selena tidak bisa mengakui betapa dia merindukan ayah dan ibu angkatnya dan juga Mr Billy. Tapi dirinya belum memiliki keberanian untuk kembali. Tidak untuk saat ini.

"Hubungi kami ketika kau memutuskan kembali."


# RESTORAN

"Aku selalu membaca majalah fashion dan sering sekali melihat wajahmu disana. Kau sekarang telah menjadi fashion desainer terkenal Natalie".
Claudia memulai pembicaraan.

"Mereka melebih-lebihkan".

"Tidak. Aku melihat karya-karyamu, dan itu sungguh luar biasa. Bisakah kau membuatkan gaun pertunangan untukku dan Austin".

"Entahlah, aku tidak yakin".

"Dia pasti akan membuat gaun pertunangan yang cantik untukmu, Clau. Benarkan Natalie?". Laura sepertinya tau kalau aku tidak bersedia melakukannya. Jadi dirinya mengambil inisiatif lebih dulu. Mereka sekarang menjadi teman dekat sejak kepergian Selena.

"Terimakasih Natalie."

"Ehm...iya". Aku tidak tau harus bereaksi apa atas pernyataan Claudia dan ini sungguh-sungguh menyebalkan.

"Kapan kau akan mengundang kami untuk datang melihat pameranmu?". Raymond menatapku penuh harap.

"Saat ini aku belum memikirkannya, mungkin tahun depan".

"Aku menunggu undanganmu".

"Iya".

"Kau tidak makan, honey?".
Claudia menepuk-nepuk lengan Austin dengan mesra.  

"Tidak, kau saja yang makan." Sahut Austin malas. Austin sebenarnya tidak berniat untuk datang ke Dies Natalis yang seumur-umur tidak pernah dihadirinya. Dirinya memiliki kesibukan yang sangat padat tapi sekarang disinilah dirinya, duduk manis menemani calon tunangannya Claudia. 

"Kalian benar-benar romantis". Raymond menatap Claudia dan Austin bergantian. 

"Tersiksa lebih tepatnya".
Runtukku pelan.

"Aku mendengarmu".
Aland berbisik di telingaku tentang ucapan kasarku pada temannya.

~~~>>>

Diseberang meja kami, aku melihat tiga orang wanita menatap Austin penuh minat yang tidak disembunyikan. Padahal dimeja itu sudah ada empat pria tampan yang menemaninya. 

Kalian bertiga memang cari mati runtuk Natalie dalam hati.  Lihat yang lain saja, banyak pria yang masih lajang dan belum menjadi hak milik. Jangan sampai kau bernasib sama seperti sahabatku Selena.

"Apa ada yang menarik?".
Suara Edward mengagetkanku. 

"Ah tidak ada".

"Mencurigakan".

"Benarkah?"

"Iya".

"Hahahah. Sebenarnya aku memikirkan seseorang yang membuat aku dan dia hampir selalu dikejar-kejar anak-anak berandalan".
Peristiwa bersama Selena yang berlarian di pasar demi menghindari berandalan yang mengicar uang kami membuatku tidak bisa menahan tawa.

Tepat saat itu aku melihat tatapan tajam penuh amarah Austin padaku. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu. Tapi maaf, namamu sudah masuk black list bagiku sejak kau meninggalkan Selena dalam keterpurukannya.

"Austin, bisakah kau menemani aku berbelanja?".

Claudia merajuk pada Austin yang masih menatap tajam padaku. Aku bisa melihat Austin tampak jengah dengan sikap Claudia dan berusaha sekuat tenaga menahannya.

"Aku harus kembali ke rumah sakit. Aku ada operasi 1 jam lagi."

"Lalu aku?".

"Aku akan mengantarmu pulang".

"Tapi aku masih ingin disini"

"Baiklah. Kau bisa minta tolong Laura untuk mengantarmu pulang" .

"Austin? Boleh aku pergi berbelanja dulu setelah ini".

"Lakukan sesukamu".

Dan Austin langsung pergi  meninggalkan calon tunangannya begitu saja. Natalie dapat merasakan Austin tidak terlalu mencintai Claudia. Jika dia seperti itu lalu buat apa pria itu mau bertunangan? Tidak, mereka dari strata sosial yang sama, kepentingan bisnis adalah segalanya. Cinta bisa menjadi urusan kedua.


# MUNCHEN, JERMAN


"Selamat Pagi, Selena!".

"Selamat Pagi Ale".

"Bagaimana harimu?"

"Luar biasa sibuk".

"Aku bisa melihatnya. "

"Aku punya berita untukmu".

"Katakan!".

"pengajuan EIN kita ke ke Internal Revenue Service sudah mendapat persetujuan".

"lalu?".

"permohonan visa L-1A".

"ya??"

"Sudah disetujui".

"Selena bisakah kau mengatakannya dalam satu kalimat."

"Maafkan aku, terkadang aku lupa kalau lawan bicaraku memiliki IQ 180."

"Lucu sekali". Alexander tidak dapat menahan senyumnya melihat bagaimana Selena sering memaikan kata-kata padanya.

"Pembangunan gedung kita di Chicago sudah selesai. Operasional sudah dimulai.  Tapi kita punya kendala, kita harus meningkatkan eksposur tanggung jawab." Selena memulai.

"Mengapa itu harus menjadi kendala?". Alexander mengetuk-ketuk pulpennya pada meja didepannya dengan santai. Ciri khas CEO arogan yang selalu memgintimidasi.

"Maksudmu Ale? Kau akan terbang ke USA".

"Tidak."

"Tidak? kita perlu melakukannya saat ini. Kita harus mengangkat direktur baru untuk menjabat di kantor Chichago".

"Itu rencana awalku. Tapi aku sudah memutuskan". 

"Apa yang kau putuskan?"

"Aku ingin kau menjabat CEO General Growth."

"Pikirkan lagi Ale. Kau adalah CEO nya dan aku adalah asistenmu".

"Jangan pura-pura bodoh Selena. Kita tau kau bukan asistenku, kau wakilku. Kita membuat keputusan strategis tingkat tinggi bersama, kita menjalankan perusahaan bersama. Lebih tepatnya kita adalah PARTNER. Dan jangan lupakan kalau kau adalah pemegang saham terbesar kedua di General". 

"Hanya saja ini terlalu cepat. Aku belum siap kembali ke USA".

"Aku memberimu waktu 2 tahun dari sekarang Selena. Untuk saat ini aku akan meminta Daniel mengurus perusahaan kita disana."

"Bisakah aku meminta bantuan lagi, Ale?"

"Katakan?"

"Untuk sementara izinkan aku meminjam nama Daniel".

"Aku akan mengurusnya".

"Terimakasih, Ale".

"Besok kita meeting, aku akan membahas tentang penunjukanmu sebagai CEO General Growth".

"Alexander...?". Teriak Selena padanya yang dibalas Alexander dengan mengangkat kedua tangannya keudara tanda menyerah.

"Baik-baik. Aku akan melakukannya 2 tahun lagi sesuai kesepakatan kita".


# MORGAN FAMILY


"Jadi kapan kau akan menikahi Claudia?"

"Tidak akan".

"Kau masih mengharapkan cinta pertamamu yang miskin itu? Mungkin saja dia sudah mati ketakutan saat melarikan diri, andai aku menemukannya waktu itu aku pasti sudah membuatnya membusuk dineraka".

"Namanya Selena".

"Aku tidak peduli siapapun namanya. Dia tidak pantas bersanding dengan pewaris Morgan Group".

"Aku bukan pewaris. Aku adalah orang yang membeli MORGAN Group saat nyaris bangkrut. Itu kalau kau lupa".

"Sama saja, kau tetap Austin Morgan".

"Persetan". 

"Sudah cukup kalian berdua. Pertengkaran ini tidak akan ada habisnya. Kau juga Austin, makanlah! Kau jarang mengunjungi kami. Kami hanya bisa melihat wajahmu di majalah bisnis dan TV".

Linda Morgan istri kedua ayahku selalu menjadi penengah diantara pertengkaran ayah dan anak. Aku tidak menyukai keduanya apalagi ketika mereka menikah, aku memilih pergi dari rumah saat menginjak remaja.

"Austin sering-seringlah kemari. Aku ingin kita berkumpul seperi keluarga pada umumnya".

Linda selalu dapat menetralkan suasana. Sejak ibuku meninggal, dia menggantikan peranannya dengan baik. Tapi pernikahan yang dilakukannya saat ibuku sekarat merupakan pengkhianatan terbesar bagiku. Saat ibuku berjuang melawan maut mereka justru melangsungkan pernikahan di Bahamas.

"Aku usahakan".

"Bagaimana bisnismu?".

"Baik".

"Lain waktu temani ibu makan diluar ya".

"Kau bisa makan dengan Mr Morgan."


# SMITH HOUSE


"Kau sudah pulang, Claudia?".

"Iya, aku baru saja tiba. Papa ada dimana?".

"Dia sedang istirahat dikamar".

"Oh".

"Duduklah mama ingin bicara".

"Ada apa ma?".

" Bagaimana hubunganmu dengan Austin?".

"Baik ma, Meskipun kami jarang bertemu karena kesibukannya yang padat tapi Austin baik kepadaku."

" Clau, mama ingin kalian bertunangan secepatnya".

"Itu juga keinginanku ma, tapi sepertinya Austin tidak tertarik dengan pertunangan. Hanya aku yang antusias".

"Mama akan bicara dengan Mr Morgan Sr untuk mempercepat pertunangan kalian".

"Benarkah ma?".

"Iya sayangku. Mama akan melakukan segala cara agar kau dan Austin bisa melangsungkan pertunangan secepatnya".

"Baik ma. Bolehkan aku mempersiapkan gaun pertunanganku? Salah seorang temanku adalah fashion desainer yang terkenal. Aku akan memesan gaun darinya".

"Tentu saja".

"Ma, apa papa ada masalah? Papa sering murung akhir-akhir ini?".

"Ada masalah diperusahaan yang membebaninya."

"Lalu? Apakah kita akan bangkrut?".

"TIDAK. Setelah kau bertunangan dengan Austin, investor-investor yang semula meninggalkan ayahmu akan kembali dan berbondong-bondong menyuntikkan dana keperusahaan".

"Benarkah itu?".

"Tentu saja. Saat pertunangan terjadi semua akan kembali pada asalnya. Calon tunanganmu bukan orang sembarangan, tidakkah kau mengerti?".

"Iya mama".

"Bagus itu baru putriku".




                            Credit Gambar: gipgermany.com


















Cinta Itu Pasti Kembali Part 9

# Engagement Party "Gaunmu sangat cantik, Clau". "Terimakasih. Natalie yang merancangnya". "Kau meminta sahabat ...