Minggu, 11 Februari 2024

Cinta Pasti Kembali Part 6

7 tahun berlalu.....


# UNIVERSITAS
# DIES NATALIS 132


"Ya Tuhan bukankah kau Natalie Hernandez? Salah satu Fashion Desainer terkenal di Amerika?".

"Raymond. Apa kabar?".

"Kau masih ingat padaku?".

"Tentu saja. Kalian kan sangat terkenal waktu di Universitas".

"Hehehehe". Raymond merespon jawaban Natalie dengan senyum kecut.

"Hai Natalie!".

"Oh Dokter Edward, apa kabar?""

"Baik".

"Dimana Aland dan Austin?".

"Mereka dalam perjalanan kesini".

" Oh".

Natalie sedang mengobrol dengan Edward dan Raymond ketika tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dari belakang.

"Natalie, kau sungguh Natalie?".
Suara nyaring yang dikenalnya membuatnya berbalik dan melihat wajah temannya di Universitas dulu. Sejak kepergian Selena, Laura meninggalkan asrama dan memilih menyewa flat diluar Universitas. Mereka hampir tidak pernah saling bertemu karena jarak antara departemen desain dan departmen bisnis cukup jauh. 

"Laura, apa kabar?".

"Aku baik. Ya Tuhan akhirnya aku menemukanmu". 

Laura memeluk Natalie dengan riang. Dirinya sudah kehilangan kontak dengan Natalie hampir 7 tahun. Dan sekarang dirinya bisa bertemu dengan sahabat lamanya sungguh kebahagiaan tersendiri untuknya.

"Kalian disini?".  Natalie berdiri dalam diam ketika melihat mantan kekasih sahabatnya sedang mengandeng wanita cantik berjalan mendekati kelompoknya.

Dan benar ini  pertama kalinya dalam kehidupan nyata dirinya melihat Austin, setelah tragedi tujuh tahun lalu.  Pria itu tidak berubah. Dia semakin tampan di usia 28 tahun, semakin terkenal dan makin berkuasa. Hampir setiap hari namanya muncul di surat kabar, majalah bisnis hingga televisi. 

Austin telah menjadi bujangan paling diminati di Amerika.  Profesinya sebagai dokter sekaligus pengusaha membuatnya memiliki nilai tambah berkali-kali lipat dibanding pria lain.  Menurut majalah bisnis yang pernah mengulas perusahaannya,  Morgan Group yang dulu hampir bangkrut bangkit kembali dibawah kepemimpinannya bahkan mereka telah melebarkan sayapnya hingga Asia, Australia dan Eropa. Bahkan salah satu anak usahanya Morgan Hospital yang juga hampir gulung tikar telah menjelma menjadi salah satu rumah sakit terbesar dan mewah di Amerika.

Sejak kepergian Selena , Natalie hampir tidak pernah berhubungan dengan gank Austin. Tidak ada lagi alasan untuk berteman dengan mereka. Hanya sekali dua kali dirinya berpapasan dengan Aland yang ternyata pria itu masih berusaha menemukan Selena yang seperti ditelan bumi. Dan itu cukup untuk membuat mereka saling berkomunikasi. 

Natalie menatap Austin dan wanita disampingnya bergantian. Mereka berdua benar-benar tidak tau malu. Mereka menjalin hubungan hanya selang satu minggu setelah kepergian Selena. Rasa kesal menyelimuti Natalie begitu melihat bagaimana tunangan Austin mempertontonkan kemesraan mereka didepannya.

"Apa kabar, Natalie? Lama tidak berjumpa."

Austin menjabat tangan Natalie dan Laura bergantian. Bagaimanapun dia tidak boleh menunjukkan kebenciannya didepan banyak orang. 

"Baik. Dimana Aland?".

"Kau mencariku Natalie?"

"Ah tidak. Aku pikir kau tidak datang".

"Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan".

"Aku mengerti".

"Bagaimana kalau setelah ini kita minum kopi? Ayo kita berkumpul lagi sekali-kali. Ini pertama kalinya kita berkumpul setelah Tujuh tahun".

"Ok". Natalie mengangguk setuju.

"Boleh aku ikut Natalie?".

Natalie melihat Laura yang merajuk seperti biasanya. Dia benar-benar tidak berubah. Sikapnya masih manja seperti dulu.

"Tentu Laura".

"Baiklah, setelah selesai acara kita pergi bersama-sama".


# MUNCHEN, JERMAN 


"Ini kesempatan bagus bagi kita untuk mendapatkan Royal Corp. Lakukan segala cara untuk mendapatkan perusahaan itu secepatnya".

"Aku tau. Tapi kita harus menunggu waktu yang tepat , Ale".

"Percayalah. Ketika ada perintah likuidasi dan kurator administratif telah disahkan, keputusan akan segera diambil praktisi kepailitan. 

"Jadi aku akan mendesak agar praktisi kepailitan segera ditunjuk."

"Cerdas, karena akusisi atas dasar ini sangat sulit untuk ditentang".

"Baiklah. Kita akan lanjutkan rencana kita , nanti malam aku akan kembali ke perusahaan dan mempersiapkan semuanya".

"Aku akan menunggu".

"Terimakasih sudah mengantarku, Ale. Hati-hati".


~~~~~>>

"Oh my God, dia seperti dewa Yunani".

"Dewa Yunani mana yang kamu maksud?". Selena tidak dapat menahan tawanya melihat tingkah sahabatnya yang selalu memuja partner bisnisnya Alexander. 

"Biarkan saja dia, Selena. Wanita ini belum menyadari bahwa ada pria tampan lain yang selalu menunggu disisinya". John tersenyum kecut melihat tingkah Nancy yang tidak pernah memperhatikannya.

John dan Nancy adalah teman baikku sejak aku menginjakkan kaki di Munchen. Mereka juga yang pertama kali mengajakku menyewa apartemen bersama dan menyuruhku hanya membayar biaya gas dan listrik saja. Ini benar-benar nasib baik bagiku karena aku tidak perlu mengeluarkan biaya sewa apartemen yang sangat mahal.

Uang hasil kerja partime aku manfaatkan sebaik-baiknya. Aku hanya menggunakan 30% untuk biaya hidup dan membayar energi. Sisanya aku gunakan untuk berinvestasi. Bahkan karena kekurangan uang aku sering kali mengambil makanan dari bank makanan yang diperuntukkan untuk masyarakat miskin.

Aku tidak dapat tinggal di rumah teman Prof Han. Bagiku tidak benar jika aku harus menggantungkan hidup ku pada orang lain. Jadi aku lebih memilih bersama kedua temanku.

Untungnya aku mendapatkan beasiswa untuk gelar bachelor dan masterku. Selain itu aku juga mendapat uang saku yang sedikit banyak bisa untuk menopang hidupku selama disini. 

Aku masih ingat ketika pertama kali tiba di  Munchen dengan tubuh penuh luka.  Nancylah yang memaksa mengoleskan saleb ditubuhku selama berminggu-minggu hingga memar-memar itu hilang.

John dan Nancy tidak bertanya apa-apa tentang luka yang aku terima, mereka tidak ingin aku mengingat kejadian yang membuatku kabur dari Amerika.

"Bagaimana pekerjaanmu?".

"Sangat baik. Ale memperlakukanku dengan baik". Selena tidak pernah mengatakan apapun tentang pekerjaannya pada kedua sahabatnya, tentang bagaimana dia secara tidak sengaja bertemu Ale saat menjadi pramusaji di restoran 6 tahun lalu dan akhirnya menjadi partner bisnis yang memiliki 30% saham General Growth. Mereka hanya tau apabila Selena bekerja sebagai karyawati biasa diperusahaan itu.  

"Aku bisa melihatnya". 

"Tinggalah di apartemen ini. Kau tidak perlu pindah. Kamu juga tidak perlu membayar sewa. Cukup tinggal disini.  Bisakah kau melakukan itu untuk kami?". John memulai.

"John benar, aku sangat khawatir meninggalkanmu di negara ini sendirian". Nancy menimpali.

"Terimakasih atas tawaran kalian berdua. Aku sangat berterimakasih untuk segalanya. Kalian telah menjadi bagian penting dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa melakukannya lagi, kalian sudah membantuku sejak aku tinggal dinegara ini."

"Tapi Selena.....".

"Aku sudah mendapatkan tempat tinggal didekat kantor.  Menurutku itu jauh lebih efisien dari pada aku harus selalu naik kereta pulang pergi. Dan untuk apartemen ini kalian bisa menyewakannya untuk mendapatkan pasif income."

"Menyewakannya?". John pura-pura tidak mengerti.

"Sudahlah jangan menutupinya. Aku tau ayahmu membeli apartemen ini untukmu. Dan karena kamu pria yang sangat baik hati, kamu mengizinkan aku tinggal gratis disini".

"Aku ketahuan". John tersenyum malu melihat kebohongannya selama ini terbongkar.

"Kapan penerbangan kalian?".

"Besok lusa".

"Aku akan mengambil cuti setengah hari dan mengantar kalian".

"Kau tidak akan kembali ke Amerika?".

"Tidak. Aku tidak pernah punya keinginan kembali kesana".

"Apa kau tidak merindukan ayah angkatmu?".

"Entahlah". Selena tidak bisa mengakui betapa dia merindukan ayah dan ibu angkatnya dan juga Mr Billy. Tapi dirinya belum memiliki keberanian untuk kembali. Tidak untuk saat ini.

"Hubungi kami ketika kau memutuskan kembali."


# RESTORAN

"Aku selalu membaca majalah fashion dan sering sekali melihat wajahmu disana. Kau sekarang telah menjadi fashion desainer terkenal Natalie".
Claudia memulai pembicaraan.

"Mereka melebih-lebihkan".

"Tidak. Aku melihat karya-karyamu, dan itu sungguh luar biasa. Bisakah kau membuatkan gaun pertunangan untukku dan Austin".

"Entahlah, aku tidak yakin".

"Dia pasti akan membuat gaun pertunangan yang cantik untukmu, Clau. Benarkan Natalie?". Laura sepertinya tau kalau aku tidak bersedia melakukannya. Jadi dirinya mengambil inisiatif lebih dulu. Mereka sekarang menjadi teman dekat sejak kepergian Selena.

"Terimakasih Natalie."

"Ehm...iya". Aku tidak tau harus bereaksi apa atas pernyataan Claudia dan ini sungguh-sungguh menyebalkan.

"Kapan kau akan mengundang kami untuk datang melihat pameranmu?". Raymond menatapku penuh harap.

"Saat ini aku belum memikirkannya, mungkin tahun depan".

"Aku menunggu undanganmu".

"Iya".

"Kau tidak makan, honey?".
Claudia menepuk-nepuk lengan Austin dengan mesra.  

"Tidak, kau saja yang makan." Sahut Austin malas. Austin sebenarnya tidak berniat untuk datang ke Dies Natalis yang seumur-umur tidak pernah dihadirinya. Dirinya memiliki kesibukan yang sangat padat tapi sekarang disinilah dirinya, duduk manis menemani calon tunangannya Claudia. 

"Kalian benar-benar romantis". Raymond menatap Claudia dan Austin bergantian. 

"Tersiksa lebih tepatnya".
Runtukku pelan.

"Aku mendengarmu".
Aland berbisik di telingaku tentang ucapan kasarku pada temannya.

~~~>>>

Diseberang meja kami, aku melihat tiga orang wanita menatap Austin penuh minat yang tidak disembunyikan. Padahal dimeja itu sudah ada empat pria tampan yang menemaninya. 

Kalian bertiga memang cari mati runtuk Natalie dalam hati.  Lihat yang lain saja, banyak pria yang masih lajang dan belum menjadi hak milik. Jangan sampai kau bernasib sama seperti sahabatku Selena.

"Apa ada yang menarik?".
Suara Edward mengagetkanku. 

"Ah tidak ada".

"Mencurigakan".

"Benarkah?"

"Iya".

"Hahahah. Sebenarnya aku memikirkan seseorang yang membuat aku dan dia hampir selalu dikejar-kejar anak-anak berandalan".
Peristiwa bersama Selena yang berlarian di pasar demi menghindari berandalan yang mengicar uang kami membuatku tidak bisa menahan tawa.

Tepat saat itu aku melihat tatapan tajam penuh amarah Austin padaku. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu. Tapi maaf, namamu sudah masuk black list bagiku sejak kau meninggalkan Selena dalam keterpurukannya.

"Austin, bisakah kau menemani aku berbelanja?".

Claudia merajuk pada Austin yang masih menatap tajam padaku. Aku bisa melihat Austin tampak jengah dengan sikap Claudia dan berusaha sekuat tenaga menahannya.

"Aku harus kembali ke rumah sakit. Aku ada operasi 1 jam lagi."

"Lalu aku?".

"Aku akan mengantarmu pulang".

"Tapi aku masih ingin disini"

"Baiklah. Kau bisa minta tolong Laura untuk mengantarmu pulang" .

"Austin? Boleh aku pergi berbelanja dulu setelah ini".

"Lakukan sesukamu".

Dan Austin langsung pergi  meninggalkan calon tunangannya begitu saja. Natalie dapat merasakan Austin tidak terlalu mencintai Claudia. Jika dia seperti itu lalu buat apa pria itu mau bertunangan? Tidak, mereka dari strata sosial yang sama, kepentingan bisnis adalah segalanya. Cinta bisa menjadi urusan kedua.


# MUNCHEN, JERMAN


"Selamat Pagi, Selena!".

"Selamat Pagi Ale".

"Bagaimana harimu?"

"Luar biasa sibuk".

"Aku bisa melihatnya. "

"Aku punya berita untukmu".

"Katakan!".

"pengajuan EIN kita ke ke Internal Revenue Service sudah mendapat persetujuan".

"lalu?".

"permohonan visa L-1A".

"ya??"

"Sudah disetujui".

"Selena bisakah kau mengatakannya dalam satu kalimat."

"Maafkan aku, terkadang aku lupa kalau lawan bicaraku memiliki IQ 180."

"Lucu sekali". Alexander tidak dapat menahan senyumnya melihat bagaimana Selena sering memaikan kata-kata padanya.

"Pembangunan gedung kita di Chicago sudah selesai. Operasional sudah dimulai.  Tapi kita punya kendala, kita harus meningkatkan eksposur tanggung jawab." Selena memulai.

"Mengapa itu harus menjadi kendala?". Alexander mengetuk-ketuk pulpennya pada meja didepannya dengan santai. Ciri khas CEO arogan yang selalu memgintimidasi.

"Maksudmu Ale? Kau akan terbang ke USA".

"Tidak."

"Tidak? kita perlu melakukannya saat ini. Kita harus mengangkat direktur baru untuk menjabat di kantor Chichago".

"Itu rencana awalku. Tapi aku sudah memutuskan". 

"Apa yang kau putuskan?"

"Aku ingin kau menjabat CEO General Growth."

"Pikirkan lagi Ale. Kau adalah CEO nya dan aku adalah asistenmu".

"Jangan pura-pura bodoh Selena. Kita tau kau bukan asistenku, kau wakilku. Kita membuat keputusan strategis tingkat tinggi bersama, kita menjalankan perusahaan bersama. Lebih tepatnya kita adalah PARTNER. Dan jangan lupakan kalau kau adalah pemegang saham terbesar kedua di General". 

"Hanya saja ini terlalu cepat. Aku belum siap kembali ke USA".

"Aku memberimu waktu 2 tahun dari sekarang Selena. Untuk saat ini aku akan meminta Daniel mengurus perusahaan kita disana."

"Bisakah aku meminta bantuan lagi, Ale?"

"Katakan?"

"Untuk sementara izinkan aku meminjam nama Daniel".

"Aku akan mengurusnya".

"Terimakasih, Ale".

"Besok kita meeting, aku akan membahas tentang penunjukanmu sebagai CEO General Growth".

"Alexander...?". Teriak Selena padanya yang dibalas Alexander dengan mengangkat kedua tangannya keudara tanda menyerah.

"Baik-baik. Aku akan melakukannya 2 tahun lagi sesuai kesepakatan kita".


# MORGAN FAMILY


"Jadi kapan kau akan menikahi Claudia?"

"Tidak akan".

"Kau masih mengharapkan cinta pertamamu yang miskin itu? Mungkin saja dia sudah mati ketakutan saat melarikan diri, andai aku menemukannya waktu itu aku pasti sudah membuatnya membusuk dineraka".

"Namanya Selena".

"Aku tidak peduli siapapun namanya. Dia tidak pantas bersanding dengan pewaris Morgan Group".

"Aku bukan pewaris. Aku adalah orang yang membeli MORGAN Group saat nyaris bangkrut. Itu kalau kau lupa".

"Sama saja, kau tetap Austin Morgan".

"Persetan". 

"Sudah cukup kalian berdua. Pertengkaran ini tidak akan ada habisnya. Kau juga Austin, makanlah! Kau jarang mengunjungi kami. Kami hanya bisa melihat wajahmu di majalah bisnis dan TV".

Linda Morgan istri kedua ayahku selalu menjadi penengah diantara pertengkaran ayah dan anak. Aku tidak menyukai keduanya apalagi ketika mereka menikah, aku memilih pergi dari rumah saat menginjak remaja.

"Austin sering-seringlah kemari. Aku ingin kita berkumpul seperi keluarga pada umumnya".

Linda selalu dapat menetralkan suasana. Sejak ibuku meninggal, dia menggantikan peranannya dengan baik. Tapi pernikahan yang dilakukannya saat ibuku sekarat merupakan pengkhianatan terbesar bagiku. Saat ibuku berjuang melawan maut mereka justru melangsungkan pernikahan di Bahamas.

"Aku usahakan".

"Bagaimana bisnismu?".

"Baik".

"Lain waktu temani ibu makan diluar ya".

"Kau bisa makan dengan Mr Morgan."


# SMITH HOUSE


"Kau sudah pulang, Claudia?".

"Iya, aku baru saja tiba. Papa ada dimana?".

"Dia sedang istirahat dikamar".

"Oh".

"Duduklah mama ingin bicara".

"Ada apa ma?".

" Bagaimana hubunganmu dengan Austin?".

"Baik ma, Meskipun kami jarang bertemu karena kesibukannya yang padat tapi Austin baik kepadaku."

" Clau, mama ingin kalian bertunangan secepatnya".

"Itu juga keinginanku ma, tapi sepertinya Austin tidak tertarik dengan pertunangan. Hanya aku yang antusias".

"Mama akan bicara dengan Mr Morgan Sr untuk mempercepat pertunangan kalian".

"Benarkah ma?".

"Iya sayangku. Mama akan melakukan segala cara agar kau dan Austin bisa melangsungkan pertunangan secepatnya".

"Baik ma. Bolehkan aku mempersiapkan gaun pertunanganku? Salah seorang temanku adalah fashion desainer yang terkenal. Aku akan memesan gaun darinya".

"Tentu saja".

"Ma, apa papa ada masalah? Papa sering murung akhir-akhir ini?".

"Ada masalah diperusahaan yang membebaninya."

"Lalu? Apakah kita akan bangkrut?".

"TIDAK. Setelah kau bertunangan dengan Austin, investor-investor yang semula meninggalkan ayahmu akan kembali dan berbondong-bondong menyuntikkan dana keperusahaan".

"Benarkah itu?".

"Tentu saja. Saat pertunangan terjadi semua akan kembali pada asalnya. Calon tunanganmu bukan orang sembarangan, tidakkah kau mengerti?".

"Iya mama".

"Bagus itu baru putriku".




                            Credit Gambar: gipgermany.com


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cinta Itu Pasti Kembali Part 9

# Engagement Party "Gaunmu sangat cantik, Clau". "Terimakasih. Natalie yang merancangnya". "Kau meminta sahabat ...