Senin, 18 Maret 2024

Cinta Itu Pasti Kembali Part 9


# Engagement Party


"Gaunmu sangat cantik, Clau".

"Terimakasih. Natalie yang merancangnya".

"Kau meminta sahabat musuhmu merancang gaun pertunangan untuk mu?". Fifie tampak heran dengan keputusan Claudia yang masih berhubungan dengan sahabat musuhnya.

"Ini adalah caraku memberi tau  Selena, Austin sekarang adalah milikku, tunanganku. Cerita mana lagi yang lebih dipercaya selain yang keluar dari mulut sahabatmu sendiri hah?".

"Kau memang sangat cerdas. Kau bisa mendepaknya dari Universitas dan sekarang kau mendepaknya dari sisi Austin selamanya".

Claudia tersenyum penuh kemenangan. Tentu saja, Selena bukan lawan yang sepadan untuknya. Dulu dia bukan tandingannya dan sekarangpun akan tetap sama. Dan dirinya  pasti akan membuat Selena membayar ke kurangajarannya beberapa hari yang lalu di restoran.

"Kau sangat beruntung Clau, lihatlah Austin, dia sangat tampan, tinggi dan ramping, kata maskulin tidak cukup untuk menggambarkan dirinya. Selain itu dia seorang dokter enterpreneur yang sangat sukses. Benar-benar seorang billionare."

Fifie melihat Austin yang sedang berbincang dengan teman-temannya, Austin dulu adalah mahasiswa paling populer di seluruh Universitas, bahkan Fifie juga menyukainya hingga sekarang. Tetapi dia memilih menyembunyikan nya karena takut Claudia akan memusuhinya.

"Kau benar Fifie, mereka adalah pasangan yang sangat serasi. Aku turut senang untukmu Clau" . Laura tersenyum senang melihat Claudia, sahabatnya sejak 10 tahun yang lalu. (Tepatnya setelah dia memutuskan hubungan dengan Selena).

"Kau datang sendirian, Laura?".

"Tentu saja, memang dengan siapa lagi?".

"Aku pikir Natalie bersamamu."

"Tidak, Kami sudah tidak dekat lagi sejak 10 tahun lalu. Apalagi sekarang saat sahabat tersayangnya kembali".

"Kau sekarang memiliki kami, Laura. Lupakan mereka berdua". Clau memeluk Laura dengan gembira.

"Kau benar".


~~~>>>

Austin hendak berjalan menghampiri tunangannya namun segera dihentikan oleh ayahnya Mr.Morgan Sr.

"Aku senang dengan keputusanmu nak, inilah yang aku harapkan, melihat mu bahagia dan tolong segera beri orang tua ini cucu".

Mr Morgan merangkul Austin namun Austin langsung melepaskan tangan Mr Morgan dengan halus. Mereka tidak pernah akrab jadi tidak perlu menunjukan kepura-puraan ini. 

"Aku juga sangat senang sekali, kita akan menjadi besan". Mr Smith menepuk-nepuk bahu sahabatnya  dengan bangga.

"Morgan, kau jadi mengundang Han Liu?".

"Aku sudah meminta sopir menjemputnya. Tetapi dia bersikeras datang sendiri. Kau tau sendiri seperti apa dia".

"Apa Prof Han akan datang?". Tanya Austin penuh semangat. Mengingat Prof Han sangat dekat dengan Selena membuat nya semakin penasaran tentang sejauh mana hubungan mereka. Mungkinkah Prof Han meminta Selena menemaninya?.

"Iya, dia berjanji akan datang. Aku juga mengundang kenalan ayah seorang Miliarder Italia dan istrinya. Kau membutuhkan koneksi untuk memperluas bisnismu di pasar Eropa."

"Tidak perlu. Aku akan melakukannya dengan caraku sendiri". Austin berkata sinis. Koneksi? Jika memang suatu saat nanti dirinya benar-benar membutuhkannya hanya satu hal yang pasti, dia tidak akan mencari koneksi yang masih berhubungan dengan ayahnya.

"Kau disini? Aku dari tadi mencarimu". Claudia memeluk lengan tunangannya dengan manja terlihat  senang karena telah berhasil mendapatkan Austin untuk dirinya sendiri.

"Aku mengobrol dengan ayahku dan ayahmu". Balas Austin datar.

"Itu Han Liu". Mr. Smith langsung menyambut teman masa kuliahnya yang diikuti teman-teman Austin yang lain.

"Prof Han". Teman-teman Austin menghampiri pria paruh baya yang sangat kebapakan ini. Mereka menjabat tangan Prof  bergantian.

"Prof Han terimakasih sudah datang". Prof Han tersenyum pada Austin ketika Austin menjabat tangannya.

"Tentu saja nak, semoga kalian bahagia". Doa Prof Han tulus.


~~~>>

"Aku tau kau pasti datang".
Morgan senior memeluk teman lamanya dengan erat.

"Aku sudah berjanji". Prof Han berkata singkat. Kata-kata ini sama seperti yang diucapkan Selena ketika datang ke Dies natalis beberapa waktu yang lalu.

"Austin, aku akan mengenalkan mu pada Mr Luciano dan istrinya". 

Ayahnya menunjuk pada pasangan yang baru saja datang. Pria bernama Luciano itu sangat tampan, berusia awal 30 an, dengan tuxedo mahal dan senyum menawan. Austin yakin pria itu bisa menjadi bujangan paling diminati di Chicago. Tapi tidak, pria itu sudah  memiliki istri  yang sangat cantik. Austin yakin pernah melihatnya tapi entah dimana. Ah dia pria di restoran itu, pria yang duduk bersama Selena. Apakah pria itu berselingkuh dari istrinya?

Luciano dan istrinya menjabat tangan Mr Morgan Senior lalu mengenalkannya padaku. Ini pertama kalinya kami berdiri sangat dekat, aku dapat perasakan tatapannya penuh penilaian padaku dan begitupun denganku. Kami adalah pebisnis, menilai lawan bicara adalah salah satu keahlian kami. 

Austin kini kembali berbicara dengan ketiga sahabatnya sedangkan tatapan Luciano mengarah pada Prof Han, tampaknya pria itu juga mengenal Prof Han.

"Mr Han Liu senang berjumpa dengan anda. Izinkan aku memperkenalkan diri." Luciano hendak mengajak berjabat tangan dengan Prof Han tapi terhenti.

"Tidak perlu". Sahutnya prof Han cepat. Membuat kami semua terkejut dengan sikapnya kepada tamu penting ayah. Prof Han tidak pernah memperlakukan orang lain dengan kasar.

"Mengapa tidak perlu?" Istri Mr Luciano tampak tenang melihat kearah prof Han yang melihatnya dengan penuh penilaian.

"Karena begitu kalian tiba, aku sudah mengenali kalian". Prof Han tertawa lembut.

"Tipuan anda tidak berhasil padaku". Luciano tersenyum licik. Ingin sekali dia membalas dengan sedikit kasar, tapi mengingat istrinya dan Selena menyayangi Prof tua itu, dia mengurungkan niatnya.

"Tentu tidak akan berhasil. Jika berhasil anda tidak akan menjadi pengusaha sekaliber sekarang".  Katanya tidak mau kalah.

"Aku tidak tau kau mengenal Mr.Luciano, Han Liu?". Mr. Smith tampak penasaran.

"Mereka sahabat baik anakku".

"Wanita yang datang ke Dies natalis Universitas beberapa hari yang lalu?". Ayah Claudia terlalu penasaran, sepertinya dia belum mengenali Selena setelah 10 tahun berlalu. Dan tampaknya Claudia juga belum memberitahunya.

"Iya". Katanya penuh sayang.

"Prof Han......, senang melihat anda lagi". Nancy berlari untuk memeluk ayah angkat sahabatnya dengan gembira.

"Kau membuat iri banyak pria dengan memelukku, nak". Prof Han terkekeh melihat tingkah Nancy.

"Biarkan mereka. Hari ini aku akan menjagamu".

"Apakah anakku memerasmu?". Prof Han tampak khawatir melihat wajah Nancy yang sedikit memerah.

"Anda tau sendiri dia selalu punya cara untuk melakukannya, seandainya legal mungkin dia sudah mencabik-cabik tubuhku dengan kata-katanya."  Katanya dengan senyum tertahan.

Lalu Nancy mulai menyapa Austin, Mr Morgan dan kolega Austin yang lain. Dan terakhir....

"Apakabar Mr Luciano? Dan anda Mrs Bellatrixa?".

"Sangat baik, Nancy". Balas Bellatrixa ramah. Dia bertemu Mrs Bellatrixa satu  kali saat wanita itu menjemput Selena di bandara. Dan setelahnya adalah sepak terjangnya di dunia bisnis. 

"Kemana Selena pergi?".

"Gadis itu pasti sedang sibuk membereskan kekacauan yang dibuatnya sendiri." Luciano memberi tau.

"Kau lihat kan Nancy!  Selena dan Luciano adalah sekutu yang baik". Bellatrixa menunjukkan wajah cemburu yang dibuat-buat. Membuat suaminya mencubit pipinya lembut.


~~~>>

Austin mengamati cara miliarder itu memperlakukan istrinya. Apakah pria itu berselingkuh dengan Selena? Dan untuk menutupinya dia bersikap seperti lovey dovey supaya tidak ada yang mencurigainya? Pria yang mengkhianati pernikahan seperti Luciano  adalah pria menjijikkan.

"Kring....kring, Handphonemu berbunyi sayangku". Bellatrixa mengingatkan Luciano yang sedang asyik berbicara dengan Austin. 

"Permisi".

Luciano berjalan sedikit menjauh. Apa mungkin telepon dari Selena. Austin belum melihatnya lagi sejak pertemuan direstoran beberapa hari lalu. Unit apartemen dibawahnya juga masih kosong. Apakah Aland menemukan gedung lain? Bertanya pada Aland tidak akan berdampak baik baginya, temannya pasti akan mencurigainya. Dan satu lagi Selena sudah tidak berarti apa-apa lagi baginya.

"Apa yang terjadi Selena?".

"Bagus. Lakukan itu bila diperlukan".

"Selalu ada konsekuensi, tapi itu bukankah harga yang harus dibayar?".

"Hahaha. Kau sudah mendapat apartemen?".

"Kenapa kau tidak memberitahu kami, kau bisa tinggal dirumah kami atau tinggal disalah satu  kondominium milik The SM. Batalkan pembelian unit apartemen itu!".

"Oke-oke baiklah, aku tidak akan memaksa. Minta Daniel mengirim semua dokumennya dan biarkan sekretarisku melakukan pembayaran setelah melakukan verifikasi."

Mereka berdua tampak begitu akrab, mengapa Selena harus menjalin hubungan dengan pria beristri. Tapi Selenanya dulu memang telah berubah, dia bukan Selena yang manis, cerdas dan cantik. Dia perusak rumah tangga orang lain.

"Ada apa dengan Selena?".  Tanya Bellatrixa begitu belihat Luciano kembali.

Austin bisa melihat Bellatrixa tampak mengkhawatirkan Selena. Khawatir terhadap selingkuhan suaminya? Andai wanita itu tau yang sebenarnya, Bellatrixa pasti  akan membencinya dan bukan malah mengkhawatirkannya.

"Hanya masalah pekerjaan, sayang".

"Apa dia setuju tinggal bersama kita, oh semoga saja?".

"Tentu saja tidak, dia menolak mentah-mentah. Bahkan jika aku sampai membatalkan pembelian unit apartemen miliknya, dia akan memusuhiku".

Luciano tampak pasrah. Sedangkan Bellatrixa terlihat sangat senang melihat suaminya kalah.

"Dia memang gadis keras kepala". Bellatrixa tersenyum sabar melihat suaminya yang sedikit kesal.


# MORGAN BUILDING

"Selamat pagi,  Mr Morgan?".

"Pagi Lucy".

"Miss Nancy sudah menunggu di ruangan anda".

"Baik, terimakasih".

"Sama-sama Mr.Morgan".

Lucy adalah sekretaris Austin Morgan sejak 9 tahun lalu. Tepatnya sejak  Austin Morgan Jr membeli perusahaan ayahnya sendiri yang sedang diambang kebangkrutan. Dirinya telah menjadi salah satu  bawahannya yang setia selama ini.  Selama 4 tahun pertama, Atasannya banyak menghabiskan waktunya antara kantor dan rumah sakit, tapi kini  Mr Austin Morgan Jr  lebih banyak menghabiskan waktunya dikantor dari pada dirumah sakit.

Salah satu kekurangan yang dimiliki atasannya hanya satu yaitu tunangannya. Dengan segala hal terbaik yang dimilikinya seharusnya atasannya Austin Morgan bisa mendapatkan wanita yang sepadan dengannya, bukannya malah memilih Claudia sebagai tunangannya.  Selain berasal dari keluarga kaya raya dan polesan make up diwajahnya, tidak ada lagi yang bisa diandalkan dari seorang Claudia.

Ah hentikan Lucy, kau boleh saja mencintai atasanmu. Tapi ingat dia bos mu dan pria itu telah bertunangan. Titik.

~~~>>

Austin masuk kedalam ruangannya yang sangat luas, ruangan yang di desain dengan warna dominan putih baik lantai, dinding maupun langit-langit kantornya.  Tempat dimana dia bisa menghabiskan waktunya selama berjam-jam tanpa merasa bosan sedikitpun. Tempat yang selalu bisa membuatnya tetap sibuk tanpa memikirkan masa lalu. 

Dilihatnya Nancy sedang duduk di sofa sambil sibuk membolak balik map ditangannya. Sebenarnya ini adalah kesalahannya, entah apa yang ada dipikirannya tadi malam ketika menelepon sekretarisnya untuk bertemu salah satu brand ambassadornya.

"Selamat pagi".

"Mr Morgan, eh  selamat pagi".

Nancy tampak gugup, ini pertama kalinya dia bertemu dengan CEO Morgan Group hanya berdua saja. Tadi pagi dirinya hampir menumpahkan kopi yang diminumnya ketika asistennya memberi tahu bila  sekretaris CEO menelepon supaya dirinya datang ke kantor pusat karena Mr Morgan ingin menemuinya. Apa dia melakukan kesalahan?

"Duduklah miss Nancy!". 

"Terimakasih Mr Morgan. Oh selamat atas pertunangan anda semoga anda selalu bahagia". Ucapan Nancy ternyata justru membuat wajah Mr Austin Morgan muram. Sepertinya dia tidak ingin Nancy membicarakan tentang pertunangannya dikantor. Nancy kini tampak tegang, duduk berhadapan dengan Austin Morgan yang terkenal arogan membuatnya salah tingkah. Tidak, kata arogan tidak cukup, pria yang duduk didepannya sangat tampan, dia juga sangat tinggi dan mendominasi ditambah lagi dengan dengan wajah aristokrat dan sikap dingin itu membuatnya menonjol diantara yang lain.

"Kita langsung saja, menurut kontrak, kerja sama kita akan berakhir bulan depan."

"Eh...i..Iya".

"Apa kau ingin tetap menjadi brand ambassador merek perusahaan kami miss Nancy?".

"Oh Tentu saja Mr. Morgan".

"Kalau boleh tau mengapa kau menjadi artis? Setahuku anda lulusan departemen bisnis dan anda juga memperoleh gelar master di Jerman."

"Menjadi artis adalah impian saya, profesi yang saya cintai sedangkan kuliah di departemen bisnis adalah keinginan orang tua saya. Karena saya mencintai keduanya saya melakukan keduanya."

"Saya suka prinsip anda. Tapi ada kalanya anda juga perlu bersikap egois".

"Anda benar. Salah satu alasan saya menjadi artis karena seorang sahabat pernah mengatakan kepada saya, lebih baik melakukan pekerjaan yang saya cintai bukan yang sekedar saya inginkan. Karena itu saya kembali ke Amerika"

"Aku mengerti. Sahabatmu sangat bijaksana miss Nancy, kau beruntung memilikinya".

"Saya tau, saya beruntung memilikinya".

"Apakah dia yang menyanyi bersamamu saat Dies Natalis Universitas beberapa waktu yang lalu?".

"Maaf?".

"Aku melihatmu tampil di Dies Natalis".

"Oh anda benar, dia yang mengatakannya. Namanya Selena". 

"Kalian satu Universitas?".

"Iya, kami  juga satu departemen".

"Bolehkan aku mengatakan kalau anda sangat baik dalam berbahasa Mandarin".

"Selena sahabat saya yang mengajari saya".

"Aku mengerti.  Baiklah miss Nancy. Aku ingin kamu menandatangani perpanjangan kontrak  untuk  5 tahun kedepan. Lucy akan mengirimkan dokumennya kekantor anda".

"Terimakasih Mr.Morgan".

Jadi Selena tinggal di Munchen selama 10 tahun terakhir. Bagaimana dia bisa kuliah disana? Setau Austin Selena selalu kesulitan keuangan. Dan nama Liu? Teka-teki ini mulai terpecahkan. Selena Marrie Liu, benar dugaannya selama ini, Selena adalah anak angkat Prof Han Liu.

Prof Han lah yang mengirim Selena ke Munchen, mengapa itu bisa luput dari pencariannya? Dia berbulan-bulan mengawasi Natalie supaya mendapat informasi tentang Selena, tapi ternyata Natalie sama sekali tidak tau kepergian Selena.








Credit: https://antonovich-design.ae/blog/luxury-wedding-decorations.html



Kamis, 07 Maret 2024

Cinta Itu Pasti Kembali Part 8


# TOCQUIVELLE RESTAURANT 


"Pesanlah apapun yang kalian inginkan". 

Ini adalah makan siang bersama teman-temannya dengan formasi lengkap setelah Dies Natalis ke 132 tiga tahun lalu. Austin hampir tidak pernah punya waktu untuk bertemu karena kesibukannya yang sangat padat.

Austin bekerja 18 jam sehari, tapi itu sesuai dengan hasil yang dia dapatkan. Perusahaannya bangkit dari keterpurukan dan menjadi perusahaan multinasional dengan valuasi  diatas 500 milyar dollar.

"Jangan khawatir, Aku akan membuatmu bangkrut kali ini Austin".
Raymond tertawa senang karena bisa berkumpul bersama sahabatnya.

"Lakukan, Raymond. Setelah itu aku akan menggantungkan hidupku pada belas kasih mu".
Austin tersenyum sinis. Meskipun itu adalah hal yang mustahil untuk dilakukannya.

"Aku senang melihatmu, Austin. Aku juga turut bahagia karena sebentar lagi kau akan bertunangan". Aland menatap sahabatnya dengan tulus. Hubungannya dengan Austin tetap baik meskipun sebenarnya  Aland cukup kesal karena Austin mencampakan Selena. Apalagi selama bertahun-tahun Aland masih mencari bukti kejadian malam Selena terusir dari Universitas. Tetapi bukti itu seperti hilang ditelan bumi.

"Kalian harus datang pada pesta pertunangan kami hari Sabtu ini. Aku tidak akan memaafkan kalian jika  ada yang tidak datang, benar kan Austin?". Claudia melihat teman-temannya dengan senyum cerah sambil memberikan undangan pertunangan pada setiap temannya  yang duduk dimeja.

"Kau tidak perlu mengancam kami Clau karena kami pasti datang untuk Austin".
balas Edward tajam.

"Kau juga Natalie? Kau akan datang kan?". Kali ini perhatian Claudia berganti ke Natalie yang sedang melahap makanannya.

"Ya". Jawab Natalie singkat.

"Bagus".
Claudia tersenyum puas.

"Lihat! Itu Selena".

Raymond menunjuk kearah pintu masuk restoran. Dimana Selena sedang berjalan masuk dengan seorang pria tampan disisinya. Austin juga bisa melihat bahwa Selena sedang menertawakan sesuatu yang dikatakan pria disampingnya.

"Apa itu kekasih Selena? Ya Tuhan pria itu sangat tampan dan dia terlihat sangat kaya". Laura berceloteh seperti biasa yang akhirnya mendapat tatapan kesal dari Claudia.

"Bukan. Pria itu sudah menikah. Dia Mr. Harry, CEO Harry Co." Aland menjelaskan, tidak ingin ada kesalahpahaman lagi untuk Selena. Aland langsung mengenali pria disebelah Selena karena  pria itu beberapa kali menjadi pembicara untuk artificial intelligence (AI) di forum Internasional yang dihadirinya. 

"Apa menurutmu Selena berselingkuh dengan pria beristri?".
Laura tampak kaget mendengar Selena makan siang dengan suami orang.

"Selena bukan orang seperti itu". Natalie membela.

"Kita sudah tidak melihatnya selama 10 tahun, Natalie. Seleranya bisa saja berubah". Laura menimpali.

"Aku akan kesana, aku akan mengundangnya ke pesta pertunanganku dan Austin". Claudia langsung berdiri, bertindak baru berpikir seperti biasa. Sebelum Austin dapat mencegahnya, Clau sudah berjalan mendekati meja Selena dan teman prianya yang sedang asyik mengobrol.

Kami semua melihat Claudia berjalan menghampiri meja Selena dan Harry.  Entah apa yang dibicarakannya pada Selena, tetapi kami semua bisa melihat wajah tidak suka Selena  terhadap gangguan yang diterimanya. Dan Selena tertawa lepas kali ini, dia berdiri mengambil undangan yang dibawa Claudia.

Selena membawa kartu undangan Claudia ditangannya, lalu berjalan menuju tempat yang paling tidak bisa aku duga. Kali ini Selena menyobek undangan pertunanganku dan Claudia menjadi beberapa bagian sebelum membuangnya ditempat sampah. Meninggalkan Claudia yang  terkejut karena mendapat perlakuan paling merendahkan seumur hidupnya.

"Brakkk".

Austin menggebrak meja, amarah terlihat dimatanya. Semua mata melihat Austin berjalan menghampiri Claudia yang berdiri gemetar menahan tangis untuk membawanya duduk. Setelah itu Austin berjalan menuju meja tempat dimana Selena menikmati makan siangnya dengan nikmat, seakan tidak pernah terjadi apa-apa.

"Kau puas?".

Austin membentak Selena yang sibuk memotong daging dipiringnya dalam potongan yang lebih kecil dari pada semestinya. Tapi Selena benar-benar tidak bereaksi apapun dengan sikap kasar Austin.

"Kau mengenalku?". 

"Apa maksudmu?".

"Aku tidak mengenalmu, tolong menyingkir. KAU menganggu acara makan siangku".

"Dasar sialan kau SELENA".

"Oh ya? Terimakasih untuk pujiannya". Balas Selena dengan ketenangan seekor kelinci.

"Apa maumu? Untuk apa kau datang kembali dan menganggu hidup kami?".

Austin berusaha menahan emosinya  supaya tidak didengar oleh tamu restoran meskipun itu tidak berhasil. Sedangkan Harry duduk didepan Selena sambil berusaha menggigit bibirnya supaya tidak tertawa.

"TIDAK ADA. KEMBALINYA AKU TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN ORANG SEPERTIMU DAN TUNANGANMU. Dan tolong beritahu calon TUNANGANMU untuk menjaga jarak dariku. Aku khawatir dia tidak bisa bangkit lagi dari kematian jika terus disekitarku".

Austin mengepalkan tangannya menahan amarah. Selena benar-benar berubah, tidak ada sisi lemah lembut seperti dulu, sekarang dia berubah menjadi wanita cantik yang sangat arogan.

"Bagus, aku juga berharap tidak pernah bertemu denganmu lagi baik dikehidupan ini maupun yang akan datang". Balas Austin ketus.

"Begitu juga denganku". Selena tersenyum puas. Benar-benar tidak peduli dengan hal-hal yang berhubungan dengan Austin dan tunangan sialannya. Melihat Austin sama saja dengan mengingatkannya akan masa lalunya yang pahit. Tapi masa lalu itu juga yang membawanya pada posisinya yang sekarang.

Austin meninggalkan meja Selena dengan kemarahan yang tidak tersalurkan. Berdebat dengan wanita itu akan menguras banyak tenaga, dia hanya wanita asing sekarang, dia tidak berarti apa-apa, katanya pada diri sendiri.

~~~>>>

"Aku seperti melihat pertengkaran sepasang kekasih".

Harry menatap Selena penuh selidik.

"Bukan seperti itu".

"Kau yakin? Aku bisa melihatnya, dia seperti kekasih yang marah karena sedang terbakar cemburu, melihat wanitanya makan siang dengan pria lain".

"Dia mau bertunangan".

"Dan?".

"Dan artinya aku tidak ada hubungan dengannya. Apa kau dengar tadi? Dia tidak mau berhubungan denganku di kehidupan ini maupun dikehidupan yang akan datang?".

"Hahahaha".

Seluruh tamu restoran menatap meja kami dengan ekspresi ingin tahu. Harry tampak acuh dengan pemandangan disekitar. Benar-benar menikmati membuat lelucon dengan Selena.

"Aku akan memberi tau Tetania, bahwa melakukan bisnis denganmu sangat mengecewakan".

"Aku juga akan memberi tau Tetania bahwa Selena membuat kegaduhan direstoran karena bertengkar dengan kekasihnya."

"Kau ingin membuat aku menjadi lelucon?".

"Itu akan menjadi permainan yang adil".

"Dia bukan kekasihku".

"Mantan kekasih kalau begitu?".

"Aku tidak mengenalnya".

"Aku tidak percaya padamu".

"Menyebalkan".

"Aku janji tidak akan menggodamu seperti Harry, Selenaku yang manis".

Seorang pria tampan dengan setelan mahal menghampiri meja Selena dan Harry dengan senyum tertahan.

"Oh Luciano kau sudah datang!".

Harry menahan senyumnya, berjanji dalam diam, bahwa rahasia ini bisa terbongkar kapan saja.

"Maaf, Aku terlambat. Kalian makanlah sesuka kalian. Sebagai gantinya aku akan mengambil alih semua tagihan". Luciano mengambil tempat duduk disebelah Selena. 

"Baiklah aku tidak akan sungkan lagi. Aku akan membawa pulang beberapa. Aku butuh banyak asupan untuk bekerja nanti malam". Selena tersenyum licik pada Luciano. Yang dibalas dengan anggukan pasrah.

"Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan adik kecilku kelaparan". Luciano mengelus rambut Selena penuh sayang.

"Terimakasih, big brother. Tolong sekalian black cardnya!".

"Lucu sekali".

"Apa kau sudah melihat kantor barumu?".

"Belum. Aku baru akan masuk kerja Minggu depan. Aku sedang mempelajari semua situasinya. Tidak mungkin aku datang berperang tanpa mempelajari medan pertempuran".

"Bagus. Jika boleh mengatakan, Ale telah menunjuk CEO yang tidak kompeten untuk masuk di pasar Amerika".

"Itu juga yang menjadi fokusku sekarang. Banyak terjadi kebocoran, yang paling membuatku kesal, kontrak sudah divalidasi tetapi bisa diambil alih pihak lain. Itu benar-benar membuatku marah".

"Sepertinya CEOmu yang sekarang ingin memperkaya dirinya sendiri".

"Aku tau. Aku sudah meminta Daniel memeriksanya untukku. Seharusnya aku memberikan jabatan CEO pada Daniel sejak tiga tahun lalu."

"Dan dia menolaknya?".

"Ya. Dan baru sekarang dia menerimanya "itupun hanya didalam nama".

"Mengapa kau harus melakukan itu? Apa ada yang kau sembunyikan dari kami?".

"Tidak ada. Aku hanya ingin bekerja dibalik layar manajemen".

"Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini?"

"Memastikan CEO lama membayar setiap sen yang dia curi dari perusahaan. Aku pastikan akan membuatnya didenda setidaknya 3x lipat dari total kerugian perusahaan. Selain membiarkannya membusuk dipenjara tentu saja".

"Bagus, jika kau butuh bantuan telpon kami kapanpun. Ngomong-ngomong kau sudah dapat tempat tinggal? Seperti apa rumah yang kau cari?"

"Landed house, modern minimalis , punya kolam renang, halaman belakang yang luas, tersedia tempat bermain tenis, rumah pohon juga boleh kalau ada. Dan murah".

"Hahahaha. Kami sarankan kau mencarinya sendiri di 50 negara bagian Amerika".

"Kalian berdua benar-benar tidak bisa diandalkan".

"Kau bisa tinggal di rumahku sebelum mendapatkan rumah".

"Tidak, aku akan mencarinya pelan-pelan ".

"Kau harus membawa Daniel Wang bersamamu"

"Aku suka ide itu".

"Bagus, jujur saja aku lebih suka mempercayainya dari padamu".

"Terimakasih untuk keterusterangannya".

"Apa perlu Minggu depan kami berdua mengantarmu? Jika aku dan CEO HARRY Co dibelakangmu, mereka akan berpikir ratusan kali sebelum menerkammu?".

"Jangan mendramatisir, aku tidak selemah itu, aku ikut membangun General Growth, aku tidak akan membiarkan siapapun menelanku".

"Aku pikir sebelum menelan mungkin mereka akan mengunyahmu lebih dulu."

"Itu sudah seharusnya".

Luciano dan Harry tertawa bersamaan. Mereka berdua suka sekali menggoda Selena karena wanita cantik didepannya ini memiliki emosi yang meledak-ledak.

~~~~>>>>

Dari jauh Austin memperhatikan Selena yang tampak bicara serius dengan kedua pria berjas mahal itu, mereka terlihat sangat akrab.  Selena bahkan tidak berhenti tertawa meski kadang-kadang menampilkan muka cemberut pada kedua pria itu. Wanita itu sepertinya benar-benar tidak terganggu dengan kehadiranku. Aku melihat Aland mencuri pandang kearah Selena berkali-kali. Aku bisa merasakan apabila Aland memiliki perasaan khusus pada Selena.

"Selena benar-benar cantik. Aku masih ingat ketika dia masih seorang mahasiswi, dia sangat polos. Sekarang lihatlah, semakin banyak pria berkualitas disekelilingnya".
Raymond melirik Selena yang masih berbicara serius dengan dua pria tampan itu.

"Kau lihat waktu dia bernyanyi bersama Nancy di acara dies natalis?" . Edward bertanya pada teman-temannya penuh kekaguman.

"Luar biasa, aku sangat menikmatinya. Aku bahkan tidak tau dia bisa berbahasa Mandarin dengan sangat lancar".
Natalie menjawab dengan penuh semangat.

"Iya sangat keren".
Aland menimpali.

"Kau sudah menemui Selena, Natalie?"
Raymond bertanya karena penasaran.

"Belum. Sejak dies natalis aku belum bertemu dengannya. Aku akan menemuinya nanti".
Natalie menjawab dengan perasaan sayang.

"Dia bahkan tidak melihatmu sama sekali. Kau tidak berarti baginya Natalie, lupakan wanita jahat itu".
Laura berusaha menasehati.

"Lihat perlakuannya pada Claudia. Dulu dia mendorongnya sampai jatuh dan cedera, sekarang dia mempermalukan Claudia di depan umum, sikap kasar seperti itu akan selalu dimilikinya". Laura berbicara membabi buta, benar-benar tidak ingin melihat Natalie kembali dengan Selena.

"Cukup Laura".
Aland menatap tajam Laura, membuatnya berhenti berbicara.

Austin dapat melihat kedua pria itu berdiri dan bergantian mencium kening Selena. Apa kekasih Selena, pria yang duduk disebelahnya? Karena pria didepannya sudah menikah, berarti pria tampan disebelahnyalah kekasihnya.

Mereka memakai setelan yang sangat mahal dan mendominasi, jadi kata kaya tidak cukup untuk menggambarkan mereka.

~~~>>>

Selena menghabiskan makan siangnya dalam diam. Dia benar-benar kelaparan. Kondisi perusahaan harus stabil dibawah kepemimpinannya. Andai dia  atau Daniel kembali ke Amerika sejak tiga tahun lalu, kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Ketakutannya menghadapi masa lalu yang membuatnya selalu mengurungkan niatnya.  Dan sekarang disinilah dia berusaha membereskan kekacauan yang disebabkan ketakutannya sendiri. 

Nanti malam aku akan menemui Daniel untuk membahas semuanya, termasuk memecat CEO sialan itu. Daniel akan menjadi CEO General Growth dan aku akan menjadi Central Processing Unitnya.

"Boleh aku duduk disini, Selena?".

Selena menengadah, melihat teman baiknya berdiri didepannya dengan mata berkaca-kaca. Sudah 10 tahun berlalu, dan gadis cantik yang menjadi temannya kini  telah menjadi  seorang fashion designer terkenal. Dan semua itu langsung terpampang dimajalah fashion yang ditemukannya di bandara.

"Natalie? Kaukah itu?".

"Iya sayangku. Ini aku".

"Ya Tuhan...betapa aku sangat merindukanmu, Natalie".

"Mengapa kau tidak datang padaku?".

"Aku takut jika kau dekat denganku, mereka akan memusuhimu".

"Dasar bodoh. Jangan bersikap seperti ini lagi. Kau mengenalku dengan baik, aku adalah sahabatmu dan itu tidak akan berubah. Bukankah seharusnya aku memarahimu karena kau pergi meninggalkan aku begitu saja? Kau bahkan tidak meninggalkan pesan padaku. Aku masih kesal bila mengingatnya".

"Maafkan aku, aku kalut saat itu. Pergi satu-satunya cara yang ada dipikiranku".

"Baiklah, mari kita lupakan kejadian pahit itu. Aku tidak ingin melihatmu bersedih. Sekarang katakan padaku, Dimana kau tinggal?".

"Hotel".

"Kau tidak akan menetap?".

"Aku belum memikirkannya".

"Lalu, berapa lama kau akan tinggal?"

"Entahlah".

"Tinggallah bersamaku, aku masih punya kamar kosong dirumah".

"Tidak, aku tidak ingin merepotkanmu".

"Tapi aku lebih suka kau merepotkanku".

"Aku sebenarnya sedang mencari apartemen. Aku baru tiba kemarin jadi belum menemukannya".

"Saat dies natalis?".

"Iyaa".

"Jadi penampilan diatas panggung itu tanpa rencana?".

"Itu jebakan. Prof Han yang merencanakan".

"Hahaha, ternyata profesor Han sangat keren. Aku akan mengirimkan buket bunga yang sangat besar untuknya".

"Jika kau membutuhkan tanda tangannya, aku akan dengan senang hati memintakannya untukmu". 
Sahut Selena pedas.

"Tentu saja, aku mungkin membutuhkannya suatu saat nanti."

Natalie tertawa, sahabatnya tidak berubah sama sekali. Mereka tidak bertemu setelah 10 tahun, dan rasanya tidak pernah berubah. Mereka seperti mahasiswi berusia 18 tahun lagi.

"Terlalu". 

"Aku akan berpamitan pada mereka lalu aku akan menemanimu mencari apartemen".

Natalie berjalan kemeja Austin dan teman-temannya dengan senyum gembira diwajahnya.


~~~>>

"Maafkan aku, aku harus pergi". Pamit Natalie pada teman-temannya.

"Mengapa kau buru-buru? Ajak Selena bergabung bersama kita, Natalie?".

Aland selalu yang paling ramah, dia tidak terpengaruh oleh kejadian 10 tahun yang lalu. Dan itu membuatnya senang, masih ada Aland yang berpihak pada Selena.

"Aku ingin sekali Aland, tapi aku harus mengantarkan Selena kembali ke hotel".

"Selena tinggal di hotel? Dia tidak akan tinggal di sini?". Benar pikir Natalie, Aland memang menaruh perhatian lebih pada Selena. Mungkin dia akan menjodohkan Selena dengan Aland, pikiran itu membuatnya gembira.

"Aku belum tau. Aku sedang membujuknya untuk menyewa apartemen".

"Austin, bukankah ada unit kosong di gedung M?".
Raymond menatap Austin, menunggu jawaban.

"Entahlah". Balas Austin singkat.

"Mengapa menjadi entahlah?". Cecar Raymond tidak mau kalah.

"Itu bukan tanggung jawabku. Itu tanggung jawab Manajer Properti". Balas Austin kasar.

"Natalie, kau bisa membawa Selena melihat-lihat Unit apartemen di  Gedung M,  Apartemen itu memang sangat mewah. Tapi tinggal disana bisa memberikan privasi yang dibutuhkan. Aku punya nomor manajer propertinya, akan kukirimkan kepadamu."

Raymond sekali lagi melihat Austin untuk mendapatkan persetujuan, namun Austin tampak tidak peduli, dia tetap sibuk menyesap kopi di cangkirnya.

"Apa kau bercanda Raymond? Apa kau tau harga  satu unit Apartemen di gedung M? itu sangat mahal, aku tidak yakin Selena sanggup membayar bahkan hanya untuk sekedar menyewa 1 bulan sekalipun".

Claudia terlihat frustasi, tidak mungkin membiarkan Selena dan Austin tinggal di gedung yang sama, jika mereka sering bertemu bisa-bisa Austin akan jatuh cinta lagi padanya.

"Aku akan membayar depositnya". Jawab Aland dan Natalie bersamaan. Membuat semua orang di meja saling pandang, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Jam berapa kalian akan pergi? Aku akan menjemput kalian". Lanjut Aland kepada Natalie.

"Terimakasih Aland, besok aku akan menghubungimu".



                                                    credit: James Edition (google)


Senin, 12 Februari 2024

Cinta Pasti Kembali Part 7


3 Tahun Kemudian.....


# UNIVERSITAS
# DIES NATALIS 135

Dies Natalis tahun ini terasa berbeda, lebih meriah dari pada tahun-tahun sebelumnya bahkan para alumni dari segala profesi banyak yang menghadiri Dies Natalis ke 135 Universitas.  Kali ini kehadiran Profesor Han Liu juga menjadi daya tarik tersendiri, mengingat dirinya tidak pernah muncul dalam setiap acara Universitas. Entah apa yang menarik minatnya hingga dia bersedia datang mengikuti perayaan.

Profesor Han adalah salah satu Profesor paling senior dan dicintai seluruh mahasiswanya. Jiwanya yang kebapakan membuat mahasiswa menyukainya. Ditambah lagi Prof pandai bermain segala macam alat musik yang menjadikan dirinya idola dikalangan anak muda.

Banyak sekali tamu VIP kali ini, mereka diambil dari setiap angkatan dan departemen yang benar-benar sukses dalam profesi dan karier. 

"Hei Natalie. Senang melihatmu lagi."

"Laura".

"Kau datang juga akhirnya, aku pikir aku tidak akan melihatmu tahun ini mengingat kau tidak datang diacara dies natalis tahun lalu?".

"Aku sedang sibuk saat itu".

"Kau bersama siapa?".

"Sendiri. Kau?".

"Aku datang bersama Claudia dan empat pria tampan". Laura menunjuk  Claudia yang sedang mengobrol dengan Austin dan ganknya. Tidak, jangan lupakan Fifie dan sekutunya yang lain.

"Oh".

"Aku mendengar kaulah yang merancang gaun pertunangan Claudia dan Austin?".

"Itu kecelakaan yang disebabkan olehmu".

"Karena aku tau kau pasti menolak tawaran itu. Jangan bilang kau masih belum bisa melupakan penjahat itu".

"Dia bukan penjahat, dia sahabatku".

"Kau masih menganggap dia sahabat? Bahkan dia meninggalkanmu begitu saja?".

"Selalu ada alasan dari setiap tindakan. Aku percaya padanya."

"Tapi dia membuang kepercayaanmu tepat di depan matamu".

"Terimakasih, Laura. Saat terpuruk adalah saat kita tau siapa yang benar-benar berdiri disisi kita. Dan jika itu terjadi padaku, aku akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Selena". Kataku menghentikan perdebatan.

~~~>>>

"Natalie....Terimakasih untuk gaunnya. Itu sangat indah. Seharusnya kami memakainya sejak 2 tahun lalu, tapi calon tunanganku tidak dapat meninggalkan kesibukannya, membuat kami harus mengundur jadwal pertunangan berkali-kali. "

"Ya".

"Aku dan Austin berniat mengundangmu untuk datang ke pesta pertunanganku Minggu depan. Bisakah kau datang?".

" Aku usahakan".

~~~>>>

"Natalie?".

Seperti biasa Aland selalu menjadi pihak yang menyapa lebih dulu, dia sangat ramah dan baik. Juga sangat tampan. Andaikan waktu itu Selena jatuh cinta dengan pria ini, aku yakin mereka berdua masih bersama dan bahagia.

"Ya Aland, apa kau akan mentraktirku minum kali ini?".

"Baik kali ini giliranku. Kita minum setelah acara nanti, aku lama tidak melihatmu, kadang aku berpikir apa kau menganggapku temanmu?".

"Tentu saja. Begini saja, sebagai permintaan maaf dari temanmu yang teledor ini, aku yang mentraktir malam ini".

"Aku saja".

"Tidak. Aku saja".

"Aku. Ok? Atau tidak sama sekali".

"Baiklah, diterima".
Aland mengangguk setuju.

"Ayo kita masuk kedalam, aku ingin melihat pertunjukan apa yang dimiliki profesor Han. Aku ingin sekali mendengar dia bernyanyi seperti sepuluh tahun lalu".

"Jadi dia dulu benar-benar bisa bernyanyi?".

"Tentu saja, suaranya sangat hebat."

"Kalau begitu aku berharap dia akan bernyanyi nanti, supaya aku tidak lagi meragukan kata-katamu?".

Austin melihat ke arah Aland dan Natalie yang kini berteman baik. Sedangkan hubungannya dengan Natalie memburuk, sepertinya gadis itu menyalahkan Austin atas semuanya.

~~~>>>

Austin bersama tunangan dan teman-temannya  berjalan dibelakang kami.  Austin seperti biasa selalu bersikap dingin, Natalie hampir tidak pernah melihatnya tersenyum. Oh tentu saja aku melupakan satu, ketika dia bersama Selena . Saat itu dia menjadi pria yang sangat ramah. Dengan sikap dingin dan arogan itu seharusnya dia tinggal di Greenland, itu satu-satunya habitat yang cocok untuk pria itu.

Di depan pintu auditorium telah ramai oleh antrean tamu yang sedang melakukan pemeriksaan di Security Gate. Natalie melihat Profesor Han  duduk di kursi roda didepan gedung auditorium bersama dengan asistennya. Tampak pula orang tua Austin dan Claudia. Yah mereka pasti jadi tamu VIP karena mereka adalah  donatur tetap Universitas.

~~~>>

"Apa kabar Profesor Han?".

"Baik sekali, apa kau fashion desainer yang terkenal itu?".

"Jangan membuatku besar kepala Prof".

"Kau selalu saja merendah".

"Apakah anda menunggu seseorang?".

Aland tidak tahan untuk bertanya kepada Prof Han karena orang tua itu selalu mengawasi kerumunan orang-orang didepan auditorium. Dirinya seperti sedang mencari seseorang diantara kerumunan tamu. 

"Aku sedang menunggu tamu VIP ku, aku khawatir  dia tidak ingat jalan kesini".

Jawaban penuh candaannya membuat kami tertawa, Prof selalu menyenangkan seperti biasa. Meskipun dia sekarang duduk di kursi roda, tidak mengurangi aura kebajikan yang dimilikinya.

"Anda bisa meminta asisten anda menjemputnya Prof atau saya akan menjemputnya untuk anda". Aland menawarkan diri.

"Tidak diperlukan nak. Tamu VIP ku sangat cerdas. Dia pasti menemukan jalan sesulit apapun itu".

"Kalau begitu masuklah kita tunggu di dalam. Anda bisa sakit, udara diluar mulai dingin".

"Kalian masuklah dulu jangan khawatirkan aku."
Prof seperti biasa bersikap keras kepala. Tidak sopan rasanya meninggalkannya, akhirnya kami semua memilih menemaninya.

"Aku akan menunggu bersama Prof, kalian masuk saja dulu". Kata Aland pada teman-temannya tetapi tidak ada satupun yang bergerak. Aland menatap Austin yang sibuk memberi perintah ditelepon pada seseorang, temannya itu memiliki sifat yang pemarah dan Aland tiba-tiba merasa kasian dengan seseorang yang berbicara dengannya.

~~~~>>

Ini kali kedua Austin menghadiri Dies Natalis Universitas, kalau bukan karena Claudia memohon dengan menangis sesenggukan di kantornya dia pasti tidak akan datang.

Wanita ini terlalu banyak melakukan permohonan akhir-akhir ini, dan itu sangat merepotkan. Apalagi Ayahnya juga memaksanya untuk segera bertunangan dengan Claudia. Mengingat Austin tidak pernah bergaul dengan wanita manapun, akhirnya dia mengiyakan. Lebih baik bertunangan dengan teman masa kecilnya dari pada harus menyesuaikan diri dengan orang-orang baru.


~~~~>>>

"Papa, kau mendapat undangan dari Universitas juga?"
Claudia menyeruak menghampiri papanya yang berdiri beberapa meter dari Prof Han.

"Iya, papa juga alumnus. Apalagi akan ada acara amal, papa harus hadir".

"Papa mengenal prof Han?".

"Kami dulu satu angkatan. Ayah Austin, aku dan Prof Han berasal dari departemen yang sama".

"Wah bagus sekali". Claudia memeluk manja papanya. Sebelum berjalan  menghampiri calon tunangannya.


~~~~>>>

"Oh dia datang".

Ucapan penuh semangat Prof Han Liu seketika membuat semua orang menoleh kearah yang ditunjuk oleh jarinya. Bahkan Austin yang sibuk menelepon juga ikut melihat kearah yang ditunjuk oleh Prof Han.

Seorang wanita cantik bergaun merah tanpa lengan sedang berjalan anggun dan penuh percaya diri ketempat kami berkumpul. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai, dengan tubuh setinggi 170 cm, kulit seputih pualam dan lekukan ditempat yang sempurna dia benar-benar kombinasi kecantikan yang luar biasa.  

Aland melirik padaku tapi aku mengindahkannya, mataku hanya melihat satu-satunya wanita yang pernah mengisi hatiku. Setelah 10 tahun berlalu kini aku melihatnya lagi, dia bukan gadis 18 tahun yang selalu memakai kemeja dengan celana jeans usang, sekarang dia telah menjadi wanita dewasa yang tau akan pesona yang dimilikinya. Sangat cantik dan luar biasa menawan.

Ya...Selena kembali. Wanita itu berjalan dengan anggun, pandangannya lurus kedepan tidak mempedulikan belasan pasang mata yang menatapnya dengan  pandangan terkejut yang tidak ditutupi. Matanya hanya tertuju ke depan, dan senyumnya hanya ditujukan pada satu orang yaitu Prof Han.  Setelah sepuluh tahun tidak melihatnya, aku mendapatkan fakta bahwa kecantikan alaminya tidak pernah berubah. 

"Maafkan aku Profesor karena datang terlambat".
Selena membungkuk di depan Prof Han yang telah menantinya dengan sabar, mencium kedua pipinya dengan penuh rasa sayang. Rasa penyesalan menghantam dadanya karena telah begitu lama meninggalkan orang tua angkat yang sangat mengasihinya.

"Aku kira kau tidak akan datang".
Prof tampak sangat emosional melihat putri angkatnya berdiri didepannya dalam keadaan sehat dan cantik. Tangannya menepuk-nepuk punggung Selena sebelum mengelus rambutnya seperti yang biasa dilakukannya saat gadis itu masih kecil.

"Aku sudah berjanji".

Selena meminta izin pada asisten Prof Han sebelum menuntunnya masuk ke dalam auditorium dengan hati-hati.

"Kau harus pulang kerumah secepatnya. Ibumu sangat merindukanmu anakku. Dia rindu memasak untukmu dan bermain catur bersama. "

Prof Han berbicara pada Selena tanpa henti, perhatiannya hanya tertuju pada Selena. Setelah 10 tahun hanya mendengar suaranya ditelepon, kini dia bisa memeluk anak gadisnya yang sudah tumbuh menjadi wanita dewasa.

"Tentu saja, aku tidak akan berhenti merepotkan kalian berdua."

Selena mentautkan tangannya pada lengan Prof Han, tidak menghiraukan semua mata yang menatapnya dengan penasaran.

"Kau duduk di sebelahku anakku".

Prof Han menarik tangan Selena untuk duduk dibarisan paling depan bersamanya.  


~~~>>

"Apakah itu anak Han Liu?".

"Aku tidak tau pasti. Tapi bukankah Han Liu tidak bisa memiliki keturunan?".

"Seingatku dia memang dalam kondisi Azoospermia".

"Mungkin wanita itu anak angkatnya".

Aland bisa mendengar percakapan Mr.Smith dengan Morgan Senior yang penuh rasa penasaran terhadap Selena. Iblis bertemu Setan. Lengkap sudah.

"Aku seperti pernah melihat wanita itu".

Mr Smith tampak berpikir keras mengingat tentang Selena.

Aland melirik Austin yang tampak lebih dingin dari biasanya. Tidak ada yang tau apa yang terjadi didalam hatinya. Tapi Aland sempat melihat keterkejutannya melihat Selena yang muncul secara tidak terduga.

~~~>>>

"Natalie, jadi kau benar-benar tidak pernah berhubungan dengan Selena lagi?".

"Bagaimana kau tau?".

"Aku melihat keterkejutanmu. Kau hampir jatuh pingsan saat melihatnya tadi".

"Setelah 10 tahun, aku tidak pernah bertemu dengannya, melihatnya lagi seperti  keajaiban".

"Kau tidak marah padanya karena pergi begitu saja?".

"Tentu saja aku marah, tapi aku berpikir bisa saja aku akan melakukan hal yang sama bila diposisinya saat itu. Dia terdesak dan sendirian. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa selain mempercayainya".

"Dia dulu gadis yang sangat cerdas, dia pasti tau kau selalu dipihaknya".

"Apa kau menyukai Selena, Aland?".

"Tidak".

"Aku bisa melihatnya, matamu memberitahu sangat banyak".

"Benarkah?".

"Oh".

~~~>>>

Sementara dibaris kedua,  Austin tampak gusar, dia belum bisa mengatasi keterkejutannya sejak kemunculan Selena beberapa menit yang lalu. Bagaimana mungkin dia kembali setelah 10 tahun berlalu. Austin melihatnya tertawa ketika Prof Han membisikkan sesuatu padanya. Mungkinkah Prof Han orang yang membantunya meninggalkan Amerika 10 tahun lalu?.

"Ya Tuhan....wanita cantik itu memang Selena".

Austin mendengarkan percakapan beberapa pria yang duduk tepat di belakangnya. Sepertinya mereka membicarakan Selena yang sama.

"Kau mengenal wanita itu, Mark?".

"Tidak secara langsung, dia mengambil bachelor di Universitas yang sama denganku. Kami berbeda departemen. Tapi  bisa dibilang Selena sangat populer di Universitas." 

"Tapi untuk apa dia disini?".

"Entahlah, mungkin saja dia tamu kehormatan Prof Han atau salah satu keluarganya".

"Aku dapat merasakan kalau kau menyukainya?".

"Tidak. Dia sudah memiliki kekasih. Tidak ada harapan untuk memenangkan persaingan".

"Kau juga seorang lawyer yang terkenal".

"Mungkin.  Tapi kekasihnya juga bukan pria sembarangan. Sebagai sesama pria aku akan memberi nilai 9.9 untuk kekasih Selena."

"Sehebat itukah kekasihnya?"

"Sangat".

"Tapi jika dia di sini berarti dia bisa saja sudah putus dengan kekasihnya itu".

"Oh entahlah".

Austin menoleh kebelakang untuk melihat dua pria tampan yang sibuk membicarakan Selena. Jadi selama ini dia baik-baik saja. Wanita itu ternyata juga punya kekasih, dia pasti sangat bahagia dalam pelariannya karena berhasil mendapatkan kekasih baru. Sialan.

"Austin".

"Ehm?".

Austin melihat wanita yang sebentar lagi akan menjadi tunangannya seperti sedang mengajukan permohonan dengan matanya.

"Bolehkah aku mengundang Selena di pesta pertunangan kita?".

"Tidak".

"Apa kau masih menyukainya".

"Tidak".

"Kalau begitu izinkan aku mengundangnya.  Aku tau dia dulu jahat padaku dan pernah mendorongku hingga aku cedera. Tapi itu sudah sepuluh tahun berlalu. Aku percaya dia sudah berubah".

Claudia tersenyum penuh harap. Melihat Claudia mengatakan hal seperti itu membuat perasaanku tidak menentu. Atau Austin memang tidak ingin melihat Selena terluka ketika melihatnya harus bertunangan dengan wanita lain? Ah tidak, menurut Mark wanita itu juga sudah memiliki kekasih.

"Terserah kau".

Austin melihat kearah Selena lagi, entah yang keberapa kalinya dirinya mencuri pandang kearahnya. Ada sisi lain dalam diri wanita itu yang membuatnya seakan tak tersentuh.

Seorang wanita berjalan menemui Prof Han dan Selena seperti membicarakan sesuatu yang sangat penting.  Austin melihat dengan seksama wanita yang baru datang menemui mereka berdua dan mulai mengenalinya. Wanita itu adalah artis yang menjadi  brand ambassador salah satu produk Morgan Group.

Nancy mengenal Selena?

Austin melihat Nancy naik keatas panggung  yang disambut tepuk tangan para undangan. Wanita itu beberapa kali melontarkan sebuah lelucon yang juga disambut tawa oleh penontonnya. Dia memang artis yang berbakat, pikir Austin dalam hati. Setelah itu Austin melihat Selena meninggalkan kursinya dan mulai berjalan menuju pintu keluar. Apakah wanita itu hendak pergi? Secepat itu?. Sial untuk apa dia harus peduli.

Tiba-tiba ruangan menjadi sangat gelap. Semua lampu padam seketika, menyisakan lampu panggung yang menyorot Nancy yang kali ini sudah berganti dengan pakaian adat China. Wanita itu berdiri ditengah panggung dan dikelilingi para penari latar yang membawa  lampion merah dan dragon.

Kali ini layar mulai menyala, Animasi Dragon berwarna merah menimbulkan siluet disana sini. Tepuk tangan para undangan yang antusias semakin menambah meriah suasana yang sebelumnya gelap gulita. Sepertinya Prof Han benar-benar akan menampilkan pertunjukan budaya China di Dies Natalis tahun ini. Dan salah satu brand ambassadornya adalah bagian dari rencananya.

Para penari latar yang membawa lampion dan naga telah pergi yang digantikan oleh wanita-wanita berpakaian Cheongsam yang mulai melakukan tarian-tarian dengan indah. 


*SONG LYRICS*

Yao yuan di dong fang you yi tiao jiang


Ta di ming zi jiu jiao Chang Jiang


Yao yuan di dong fang you yi tiao he


Ta di ming zi jiu jiao Huang He

Suara tepuk tangan bergema memenuhi ruangan begitu melihat Nancy bernyanyi dengan ekspresif. Wanita itu memang berbakat. Bahkan dia bisa menyanyikan lagu Mandarin dengan sangat fasih. Perusahaan memang tidak salah memilihnya sebagai brand ambassador.

Gu lao di dong fang you yi tiao long


Ta di ming zi jiu jiao Zhong Guo


Gu lao di dong fang you yi qun ren


Ta men quan dou shi long de chuan ren....

(Seluruh kepala menoleh, berusaha mencari dari mana sumber  suara itu)

Dan....
Selena sedang berdiri diujung lorong dengan sangat anggun, lampu sorot mengikuti dirinya yang sedang berjalan , wanita itu  bernyanyi dengan mic ditangan kanannya, benar-benar  sanggup menghipnotis seluruh undangan di auditorium. Selena bisa menyanyi dan suaranya sangat indah dan dia juga bisa berbahasa Mandarin dengan fasih. Ternyata banyak yang tidak Austin ketahui tentangnya. Austin melihat para undangan yang memandang takjub kearah Selena, ketiga sahabatnya bahkan tidak berkedip sama sekali begitu juga dua pria yang duduk di belakangnya tadi.

Ju long jiao di xia wo cheng zhang


Zhang cheng yi hou shi long de chuan ren


Hei yan jing Hei tou fa Huang pi fu


Yong yong yuan yuan shi long de chuan ren

(Selena berjalan menuju keatas panggung, Nancy memegang tangannya dan menariknya ketengah panggung , sekarang mereka bernyanyi bersama).

Sui bu ceng kan jian Chang Jiang mei


Meng li chang shen you Chang Jiang shui


Sui bu ceng ting jian Huang He zhuang


Peng tai xiong yong zai meng li.....


(Lirik Kembali keatas)


Standing applause mengakhiri pertunjukan Nancy dan Selena yang memukau. Jadi inilah pertunjukan yang dimaksud Prof Han.

Kali ini Austin melihat Selena turun dari panggung bergandengan tangan dengan Nancy. Mereka ternyata cukup dekat, seperti sudah mengenal bertahun-tahun.  Selena kembali duduk di sebelah Prof Han, sebelum akhirnya berdiri dan mencium kedua pipi Prof tersebut. Kali ini dilihatnya wanita itu sedang tersenyum lebar, kepalanya mengangguk beberapa kali seperti menyetujui perkataan dari Prof Han. Prof Han menepuk-nepuk punggung tangan Selena dengan sayang sebelum akhirnya wanita itu dan Nancy berjalan pergi meninggalkan auditorium.





                                                            Credit Gambar: Google




Minggu, 11 Februari 2024

Cinta Pasti Kembali Part 6

7 tahun berlalu.....


# UNIVERSITAS
# DIES NATALIS 132


"Ya Tuhan bukankah kau Natalie Hernandez? Salah satu Fashion Desainer terkenal di Amerika?".

"Raymond. Apa kabar?".

"Kau masih ingat padaku?".

"Tentu saja. Kalian kan sangat terkenal waktu di Universitas".

"Hehehehe". Raymond merespon jawaban Natalie dengan senyum kecut.

"Hai Natalie!".

"Oh Dokter Edward, apa kabar?""

"Baik".

"Dimana Aland dan Austin?".

"Mereka dalam perjalanan kesini".

" Oh".

Natalie sedang mengobrol dengan Edward dan Raymond ketika tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dari belakang.

"Natalie, kau sungguh Natalie?".
Suara nyaring yang dikenalnya membuatnya berbalik dan melihat wajah temannya di Universitas dulu. Sejak kepergian Selena, Laura meninggalkan asrama dan memilih menyewa flat diluar Universitas. Mereka hampir tidak pernah saling bertemu karena jarak antara departemen desain dan departmen bisnis cukup jauh. 

"Laura, apa kabar?".

"Aku baik. Ya Tuhan akhirnya aku menemukanmu". 

Laura memeluk Natalie dengan riang. Dirinya sudah kehilangan kontak dengan Natalie hampir 7 tahun. Dan sekarang dirinya bisa bertemu dengan sahabat lamanya sungguh kebahagiaan tersendiri untuknya.

"Kalian disini?".  Natalie berdiri dalam diam ketika melihat mantan kekasih sahabatnya sedang mengandeng wanita cantik berjalan mendekati kelompoknya.

Dan benar ini  pertama kalinya dalam kehidupan nyata dirinya melihat Austin, setelah tragedi tujuh tahun lalu.  Pria itu tidak berubah. Dia semakin tampan di usia 28 tahun, semakin terkenal dan makin berkuasa. Hampir setiap hari namanya muncul di surat kabar, majalah bisnis hingga televisi. 

Austin telah menjadi bujangan paling diminati di Amerika.  Profesinya sebagai dokter sekaligus pengusaha membuatnya memiliki nilai tambah berkali-kali lipat dibanding pria lain.  Menurut majalah bisnis yang pernah mengulas perusahaannya,  Morgan Group yang dulu hampir bangkrut bangkit kembali dibawah kepemimpinannya bahkan mereka telah melebarkan sayapnya hingga Asia, Australia dan Eropa. Bahkan salah satu anak usahanya Morgan Hospital yang juga hampir gulung tikar telah menjelma menjadi salah satu rumah sakit terbesar dan mewah di Amerika.

Sejak kepergian Selena , Natalie hampir tidak pernah berhubungan dengan gank Austin. Tidak ada lagi alasan untuk berteman dengan mereka. Hanya sekali dua kali dirinya berpapasan dengan Aland yang ternyata pria itu masih berusaha menemukan Selena yang seperti ditelan bumi. Dan itu cukup untuk membuat mereka saling berkomunikasi. 

Natalie menatap Austin dan wanita disampingnya bergantian. Mereka berdua benar-benar tidak tau malu. Mereka menjalin hubungan hanya selang satu minggu setelah kepergian Selena. Rasa kesal menyelimuti Natalie begitu melihat bagaimana tunangan Austin mempertontonkan kemesraan mereka didepannya.

"Apa kabar, Natalie? Lama tidak berjumpa."

Austin menjabat tangan Natalie dan Laura bergantian. Bagaimanapun dia tidak boleh menunjukkan kebenciannya didepan banyak orang. 

"Baik. Dimana Aland?".

"Kau mencariku Natalie?"

"Ah tidak. Aku pikir kau tidak datang".

"Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan".

"Aku mengerti".

"Bagaimana kalau setelah ini kita minum kopi? Ayo kita berkumpul lagi sekali-kali. Ini pertama kalinya kita berkumpul setelah Tujuh tahun".

"Ok". Natalie mengangguk setuju.

"Boleh aku ikut Natalie?".

Natalie melihat Laura yang merajuk seperti biasanya. Dia benar-benar tidak berubah. Sikapnya masih manja seperti dulu.

"Tentu Laura".

"Baiklah, setelah selesai acara kita pergi bersama-sama".


# MUNCHEN, JERMAN 


"Ini kesempatan bagus bagi kita untuk mendapatkan Royal Corp. Lakukan segala cara untuk mendapatkan perusahaan itu secepatnya".

"Aku tau. Tapi kita harus menunggu waktu yang tepat , Ale".

"Percayalah. Ketika ada perintah likuidasi dan kurator administratif telah disahkan, keputusan akan segera diambil praktisi kepailitan. 

"Jadi aku akan mendesak agar praktisi kepailitan segera ditunjuk."

"Cerdas, karena akusisi atas dasar ini sangat sulit untuk ditentang".

"Baiklah. Kita akan lanjutkan rencana kita , nanti malam aku akan kembali ke perusahaan dan mempersiapkan semuanya".

"Aku akan menunggu".

"Terimakasih sudah mengantarku, Ale. Hati-hati".


~~~~~>>

"Oh my God, dia seperti dewa Yunani".

"Dewa Yunani mana yang kamu maksud?". Selena tidak dapat menahan tawanya melihat tingkah sahabatnya yang selalu memuja partner bisnisnya Alexander. 

"Biarkan saja dia, Selena. Wanita ini belum menyadari bahwa ada pria tampan lain yang selalu menunggu disisinya". John tersenyum kecut melihat tingkah Nancy yang tidak pernah memperhatikannya.

John dan Nancy adalah teman baikku sejak aku menginjakkan kaki di Munchen. Mereka juga yang pertama kali mengajakku menyewa apartemen bersama dan menyuruhku hanya membayar biaya gas dan listrik saja. Ini benar-benar nasib baik bagiku karena aku tidak perlu mengeluarkan biaya sewa apartemen yang sangat mahal.

Uang hasil kerja partime aku manfaatkan sebaik-baiknya. Aku hanya menggunakan 30% untuk biaya hidup dan membayar energi. Sisanya aku gunakan untuk berinvestasi. Bahkan karena kekurangan uang aku sering kali mengambil makanan dari bank makanan yang diperuntukkan untuk masyarakat miskin.

Aku tidak dapat tinggal di rumah teman Prof Han. Bagiku tidak benar jika aku harus menggantungkan hidup ku pada orang lain. Jadi aku lebih memilih bersama kedua temanku.

Untungnya aku mendapatkan beasiswa untuk gelar bachelor dan masterku. Selain itu aku juga mendapat uang saku yang sedikit banyak bisa untuk menopang hidupku selama disini. 

Aku masih ingat ketika pertama kali tiba di  Munchen dengan tubuh penuh luka.  Nancylah yang memaksa mengoleskan saleb ditubuhku selama berminggu-minggu hingga memar-memar itu hilang.

John dan Nancy tidak bertanya apa-apa tentang luka yang aku terima, mereka tidak ingin aku mengingat kejadian yang membuatku kabur dari Amerika.

"Bagaimana pekerjaanmu?".

"Sangat baik. Ale memperlakukanku dengan baik". Selena tidak pernah mengatakan apapun tentang pekerjaannya pada kedua sahabatnya, tentang bagaimana dia secara tidak sengaja bertemu Ale saat menjadi pramusaji di restoran 6 tahun lalu dan akhirnya menjadi partner bisnis yang memiliki 30% saham General Growth. Mereka hanya tau apabila Selena bekerja sebagai karyawati biasa diperusahaan itu.  

"Aku bisa melihatnya". 

"Tinggalah di apartemen ini. Kau tidak perlu pindah. Kamu juga tidak perlu membayar sewa. Cukup tinggal disini.  Bisakah kau melakukan itu untuk kami?". John memulai.

"John benar, aku sangat khawatir meninggalkanmu di negara ini sendirian". Nancy menimpali.

"Terimakasih atas tawaran kalian berdua. Aku sangat berterimakasih untuk segalanya. Kalian telah menjadi bagian penting dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa melakukannya lagi, kalian sudah membantuku sejak aku tinggal dinegara ini."

"Tapi Selena.....".

"Aku sudah mendapatkan tempat tinggal didekat kantor.  Menurutku itu jauh lebih efisien dari pada aku harus selalu naik kereta pulang pergi. Dan untuk apartemen ini kalian bisa menyewakannya untuk mendapatkan pasif income."

"Menyewakannya?". John pura-pura tidak mengerti.

"Sudahlah jangan menutupinya. Aku tau ayahmu membeli apartemen ini untukmu. Dan karena kamu pria yang sangat baik hati, kamu mengizinkan aku tinggal gratis disini".

"Aku ketahuan". John tersenyum malu melihat kebohongannya selama ini terbongkar.

"Kapan penerbangan kalian?".

"Besok lusa".

"Aku akan mengambil cuti setengah hari dan mengantar kalian".

"Kau tidak akan kembali ke Amerika?".

"Tidak. Aku tidak pernah punya keinginan kembali kesana".

"Apa kau tidak merindukan ayah angkatmu?".

"Entahlah". Selena tidak bisa mengakui betapa dia merindukan ayah dan ibu angkatnya dan juga Mr Billy. Tapi dirinya belum memiliki keberanian untuk kembali. Tidak untuk saat ini.

"Hubungi kami ketika kau memutuskan kembali."


# RESTORAN

"Aku selalu membaca majalah fashion dan sering sekali melihat wajahmu disana. Kau sekarang telah menjadi fashion desainer terkenal Natalie".
Claudia memulai pembicaraan.

"Mereka melebih-lebihkan".

"Tidak. Aku melihat karya-karyamu, dan itu sungguh luar biasa. Bisakah kau membuatkan gaun pertunangan untukku dan Austin".

"Entahlah, aku tidak yakin".

"Dia pasti akan membuat gaun pertunangan yang cantik untukmu, Clau. Benarkan Natalie?". Laura sepertinya tau kalau aku tidak bersedia melakukannya. Jadi dirinya mengambil inisiatif lebih dulu. Mereka sekarang menjadi teman dekat sejak kepergian Selena.

"Terimakasih Natalie."

"Ehm...iya". Aku tidak tau harus bereaksi apa atas pernyataan Claudia dan ini sungguh-sungguh menyebalkan.

"Kapan kau akan mengundang kami untuk datang melihat pameranmu?". Raymond menatapku penuh harap.

"Saat ini aku belum memikirkannya, mungkin tahun depan".

"Aku menunggu undanganmu".

"Iya".

"Kau tidak makan, honey?".
Claudia menepuk-nepuk lengan Austin dengan mesra.  

"Tidak, kau saja yang makan." Sahut Austin malas. Austin sebenarnya tidak berniat untuk datang ke Dies Natalis yang seumur-umur tidak pernah dihadirinya. Dirinya memiliki kesibukan yang sangat padat tapi sekarang disinilah dirinya, duduk manis menemani calon tunangannya Claudia. 

"Kalian benar-benar romantis". Raymond menatap Claudia dan Austin bergantian. 

"Tersiksa lebih tepatnya".
Runtukku pelan.

"Aku mendengarmu".
Aland berbisik di telingaku tentang ucapan kasarku pada temannya.

~~~>>>

Diseberang meja kami, aku melihat tiga orang wanita menatap Austin penuh minat yang tidak disembunyikan. Padahal dimeja itu sudah ada empat pria tampan yang menemaninya. 

Kalian bertiga memang cari mati runtuk Natalie dalam hati.  Lihat yang lain saja, banyak pria yang masih lajang dan belum menjadi hak milik. Jangan sampai kau bernasib sama seperti sahabatku Selena.

"Apa ada yang menarik?".
Suara Edward mengagetkanku. 

"Ah tidak ada".

"Mencurigakan".

"Benarkah?"

"Iya".

"Hahahah. Sebenarnya aku memikirkan seseorang yang membuat aku dan dia hampir selalu dikejar-kejar anak-anak berandalan".
Peristiwa bersama Selena yang berlarian di pasar demi menghindari berandalan yang mengicar uang kami membuatku tidak bisa menahan tawa.

Tepat saat itu aku melihat tatapan tajam penuh amarah Austin padaku. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu. Tapi maaf, namamu sudah masuk black list bagiku sejak kau meninggalkan Selena dalam keterpurukannya.

"Austin, bisakah kau menemani aku berbelanja?".

Claudia merajuk pada Austin yang masih menatap tajam padaku. Aku bisa melihat Austin tampak jengah dengan sikap Claudia dan berusaha sekuat tenaga menahannya.

"Aku harus kembali ke rumah sakit. Aku ada operasi 1 jam lagi."

"Lalu aku?".

"Aku akan mengantarmu pulang".

"Tapi aku masih ingin disini"

"Baiklah. Kau bisa minta tolong Laura untuk mengantarmu pulang" .

"Austin? Boleh aku pergi berbelanja dulu setelah ini".

"Lakukan sesukamu".

Dan Austin langsung pergi  meninggalkan calon tunangannya begitu saja. Natalie dapat merasakan Austin tidak terlalu mencintai Claudia. Jika dia seperti itu lalu buat apa pria itu mau bertunangan? Tidak, mereka dari strata sosial yang sama, kepentingan bisnis adalah segalanya. Cinta bisa menjadi urusan kedua.


# MUNCHEN, JERMAN


"Selamat Pagi, Selena!".

"Selamat Pagi Ale".

"Bagaimana harimu?"

"Luar biasa sibuk".

"Aku bisa melihatnya. "

"Aku punya berita untukmu".

"Katakan!".

"pengajuan EIN kita ke ke Internal Revenue Service sudah mendapat persetujuan".

"lalu?".

"permohonan visa L-1A".

"ya??"

"Sudah disetujui".

"Selena bisakah kau mengatakannya dalam satu kalimat."

"Maafkan aku, terkadang aku lupa kalau lawan bicaraku memiliki IQ 180."

"Lucu sekali". Alexander tidak dapat menahan senyumnya melihat bagaimana Selena sering memaikan kata-kata padanya.

"Pembangunan gedung kita di Chicago sudah selesai. Operasional sudah dimulai.  Tapi kita punya kendala, kita harus meningkatkan eksposur tanggung jawab." Selena memulai.

"Mengapa itu harus menjadi kendala?". Alexander mengetuk-ketuk pulpennya pada meja didepannya dengan santai. Ciri khas CEO arogan yang selalu memgintimidasi.

"Maksudmu Ale? Kau akan terbang ke USA".

"Tidak."

"Tidak? kita perlu melakukannya saat ini. Kita harus mengangkat direktur baru untuk menjabat di kantor Chichago".

"Itu rencana awalku. Tapi aku sudah memutuskan". 

"Apa yang kau putuskan?"

"Aku ingin kau menjabat CEO General Growth."

"Pikirkan lagi Ale. Kau adalah CEO nya dan aku adalah asistenmu".

"Jangan pura-pura bodoh Selena. Kita tau kau bukan asistenku, kau wakilku. Kita membuat keputusan strategis tingkat tinggi bersama, kita menjalankan perusahaan bersama. Lebih tepatnya kita adalah PARTNER. Dan jangan lupakan kalau kau adalah pemegang saham terbesar kedua di General". 

"Hanya saja ini terlalu cepat. Aku belum siap kembali ke USA".

"Aku memberimu waktu 2 tahun dari sekarang Selena. Untuk saat ini aku akan meminta Daniel mengurus perusahaan kita disana."

"Bisakah aku meminta bantuan lagi, Ale?"

"Katakan?"

"Untuk sementara izinkan aku meminjam nama Daniel".

"Aku akan mengurusnya".

"Terimakasih, Ale".

"Besok kita meeting, aku akan membahas tentang penunjukanmu sebagai CEO General Growth".

"Alexander...?". Teriak Selena padanya yang dibalas Alexander dengan mengangkat kedua tangannya keudara tanda menyerah.

"Baik-baik. Aku akan melakukannya 2 tahun lagi sesuai kesepakatan kita".


# MORGAN FAMILY


"Jadi kapan kau akan menikahi Claudia?"

"Tidak akan".

"Kau masih mengharapkan cinta pertamamu yang miskin itu? Mungkin saja dia sudah mati ketakutan saat melarikan diri, andai aku menemukannya waktu itu aku pasti sudah membuatnya membusuk dineraka".

"Namanya Selena".

"Aku tidak peduli siapapun namanya. Dia tidak pantas bersanding dengan pewaris Morgan Group".

"Aku bukan pewaris. Aku adalah orang yang membeli MORGAN Group saat nyaris bangkrut. Itu kalau kau lupa".

"Sama saja, kau tetap Austin Morgan".

"Persetan". 

"Sudah cukup kalian berdua. Pertengkaran ini tidak akan ada habisnya. Kau juga Austin, makanlah! Kau jarang mengunjungi kami. Kami hanya bisa melihat wajahmu di majalah bisnis dan TV".

Linda Morgan istri kedua ayahku selalu menjadi penengah diantara pertengkaran ayah dan anak. Aku tidak menyukai keduanya apalagi ketika mereka menikah, aku memilih pergi dari rumah saat menginjak remaja.

"Austin sering-seringlah kemari. Aku ingin kita berkumpul seperi keluarga pada umumnya".

Linda selalu dapat menetralkan suasana. Sejak ibuku meninggal, dia menggantikan peranannya dengan baik. Tapi pernikahan yang dilakukannya saat ibuku sekarat merupakan pengkhianatan terbesar bagiku. Saat ibuku berjuang melawan maut mereka justru melangsungkan pernikahan di Bahamas.

"Aku usahakan".

"Bagaimana bisnismu?".

"Baik".

"Lain waktu temani ibu makan diluar ya".

"Kau bisa makan dengan Mr Morgan."


# SMITH HOUSE


"Kau sudah pulang, Claudia?".

"Iya, aku baru saja tiba. Papa ada dimana?".

"Dia sedang istirahat dikamar".

"Oh".

"Duduklah mama ingin bicara".

"Ada apa ma?".

" Bagaimana hubunganmu dengan Austin?".

"Baik ma, Meskipun kami jarang bertemu karena kesibukannya yang padat tapi Austin baik kepadaku."

" Clau, mama ingin kalian bertunangan secepatnya".

"Itu juga keinginanku ma, tapi sepertinya Austin tidak tertarik dengan pertunangan. Hanya aku yang antusias".

"Mama akan bicara dengan Mr Morgan Sr untuk mempercepat pertunangan kalian".

"Benarkah ma?".

"Iya sayangku. Mama akan melakukan segala cara agar kau dan Austin bisa melangsungkan pertunangan secepatnya".

"Baik ma. Bolehkan aku mempersiapkan gaun pertunanganku? Salah seorang temanku adalah fashion desainer yang terkenal. Aku akan memesan gaun darinya".

"Tentu saja".

"Ma, apa papa ada masalah? Papa sering murung akhir-akhir ini?".

"Ada masalah diperusahaan yang membebaninya."

"Lalu? Apakah kita akan bangkrut?".

"TIDAK. Setelah kau bertunangan dengan Austin, investor-investor yang semula meninggalkan ayahmu akan kembali dan berbondong-bondong menyuntikkan dana keperusahaan".

"Benarkah itu?".

"Tentu saja. Saat pertunangan terjadi semua akan kembali pada asalnya. Calon tunanganmu bukan orang sembarangan, tidakkah kau mengerti?".

"Iya mama".

"Bagus itu baru putriku".




                            Credit Gambar: gipgermany.com


















Cinta Itu Pasti Kembali Part 9

# Engagement Party "Gaunmu sangat cantik, Clau". "Terimakasih. Natalie yang merancangnya". "Kau meminta sahabat ...