Kamis, 07 Maret 2024

Cinta Itu Pasti Kembali Part 8


# TOCQUIVELLE RESTAURANT 


"Pesanlah apapun yang kalian inginkan". 

Ini adalah makan siang bersama teman-temannya dengan formasi lengkap setelah Dies Natalis ke 132 tiga tahun lalu. Austin hampir tidak pernah punya waktu untuk bertemu karena kesibukannya yang sangat padat.

Austin bekerja 18 jam sehari, tapi itu sesuai dengan hasil yang dia dapatkan. Perusahaannya bangkit dari keterpurukan dan menjadi perusahaan multinasional dengan valuasi  diatas 500 milyar dollar.

"Jangan khawatir, Aku akan membuatmu bangkrut kali ini Austin".
Raymond tertawa senang karena bisa berkumpul bersama sahabatnya.

"Lakukan, Raymond. Setelah itu aku akan menggantungkan hidupku pada belas kasih mu".
Austin tersenyum sinis. Meskipun itu adalah hal yang mustahil untuk dilakukannya.

"Aku senang melihatmu, Austin. Aku juga turut bahagia karena sebentar lagi kau akan bertunangan". Aland menatap sahabatnya dengan tulus. Hubungannya dengan Austin tetap baik meskipun sebenarnya  Aland cukup kesal karena Austin mencampakan Selena. Apalagi selama bertahun-tahun Aland masih mencari bukti kejadian malam Selena terusir dari Universitas. Tetapi bukti itu seperti hilang ditelan bumi.

"Kalian harus datang pada pesta pertunangan kami hari Sabtu ini. Aku tidak akan memaafkan kalian jika  ada yang tidak datang, benar kan Austin?". Claudia melihat teman-temannya dengan senyum cerah sambil memberikan undangan pertunangan pada setiap temannya  yang duduk dimeja.

"Kau tidak perlu mengancam kami Clau karena kami pasti datang untuk Austin".
balas Edward tajam.

"Kau juga Natalie? Kau akan datang kan?". Kali ini perhatian Claudia berganti ke Natalie yang sedang melahap makanannya.

"Ya". Jawab Natalie singkat.

"Bagus".
Claudia tersenyum puas.

"Lihat! Itu Selena".

Raymond menunjuk kearah pintu masuk restoran. Dimana Selena sedang berjalan masuk dengan seorang pria tampan disisinya. Austin juga bisa melihat bahwa Selena sedang menertawakan sesuatu yang dikatakan pria disampingnya.

"Apa itu kekasih Selena? Ya Tuhan pria itu sangat tampan dan dia terlihat sangat kaya". Laura berceloteh seperti biasa yang akhirnya mendapat tatapan kesal dari Claudia.

"Bukan. Pria itu sudah menikah. Dia Mr. Harry, CEO Harry Co." Aland menjelaskan, tidak ingin ada kesalahpahaman lagi untuk Selena. Aland langsung mengenali pria disebelah Selena karena  pria itu beberapa kali menjadi pembicara untuk artificial intelligence (AI) di forum Internasional yang dihadirinya. 

"Apa menurutmu Selena berselingkuh dengan pria beristri?".
Laura tampak kaget mendengar Selena makan siang dengan suami orang.

"Selena bukan orang seperti itu". Natalie membela.

"Kita sudah tidak melihatnya selama 10 tahun, Natalie. Seleranya bisa saja berubah". Laura menimpali.

"Aku akan kesana, aku akan mengundangnya ke pesta pertunanganku dan Austin". Claudia langsung berdiri, bertindak baru berpikir seperti biasa. Sebelum Austin dapat mencegahnya, Clau sudah berjalan mendekati meja Selena dan teman prianya yang sedang asyik mengobrol.

Kami semua melihat Claudia berjalan menghampiri meja Selena dan Harry.  Entah apa yang dibicarakannya pada Selena, tetapi kami semua bisa melihat wajah tidak suka Selena  terhadap gangguan yang diterimanya. Dan Selena tertawa lepas kali ini, dia berdiri mengambil undangan yang dibawa Claudia.

Selena membawa kartu undangan Claudia ditangannya, lalu berjalan menuju tempat yang paling tidak bisa aku duga. Kali ini Selena menyobek undangan pertunanganku dan Claudia menjadi beberapa bagian sebelum membuangnya ditempat sampah. Meninggalkan Claudia yang  terkejut karena mendapat perlakuan paling merendahkan seumur hidupnya.

"Brakkk".

Austin menggebrak meja, amarah terlihat dimatanya. Semua mata melihat Austin berjalan menghampiri Claudia yang berdiri gemetar menahan tangis untuk membawanya duduk. Setelah itu Austin berjalan menuju meja tempat dimana Selena menikmati makan siangnya dengan nikmat, seakan tidak pernah terjadi apa-apa.

"Kau puas?".

Austin membentak Selena yang sibuk memotong daging dipiringnya dalam potongan yang lebih kecil dari pada semestinya. Tapi Selena benar-benar tidak bereaksi apapun dengan sikap kasar Austin.

"Kau mengenalku?". 

"Apa maksudmu?".

"Aku tidak mengenalmu, tolong menyingkir. KAU menganggu acara makan siangku".

"Dasar sialan kau SELENA".

"Oh ya? Terimakasih untuk pujiannya". Balas Selena dengan ketenangan seekor kelinci.

"Apa maumu? Untuk apa kau datang kembali dan menganggu hidup kami?".

Austin berusaha menahan emosinya  supaya tidak didengar oleh tamu restoran meskipun itu tidak berhasil. Sedangkan Harry duduk didepan Selena sambil berusaha menggigit bibirnya supaya tidak tertawa.

"TIDAK ADA. KEMBALINYA AKU TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN ORANG SEPERTIMU DAN TUNANGANMU. Dan tolong beritahu calon TUNANGANMU untuk menjaga jarak dariku. Aku khawatir dia tidak bisa bangkit lagi dari kematian jika terus disekitarku".

Austin mengepalkan tangannya menahan amarah. Selena benar-benar berubah, tidak ada sisi lemah lembut seperti dulu, sekarang dia berubah menjadi wanita cantik yang sangat arogan.

"Bagus, aku juga berharap tidak pernah bertemu denganmu lagi baik dikehidupan ini maupun yang akan datang". Balas Austin ketus.

"Begitu juga denganku". Selena tersenyum puas. Benar-benar tidak peduli dengan hal-hal yang berhubungan dengan Austin dan tunangan sialannya. Melihat Austin sama saja dengan mengingatkannya akan masa lalunya yang pahit. Tapi masa lalu itu juga yang membawanya pada posisinya yang sekarang.

Austin meninggalkan meja Selena dengan kemarahan yang tidak tersalurkan. Berdebat dengan wanita itu akan menguras banyak tenaga, dia hanya wanita asing sekarang, dia tidak berarti apa-apa, katanya pada diri sendiri.

~~~>>>

"Aku seperti melihat pertengkaran sepasang kekasih".

Harry menatap Selena penuh selidik.

"Bukan seperti itu".

"Kau yakin? Aku bisa melihatnya, dia seperti kekasih yang marah karena sedang terbakar cemburu, melihat wanitanya makan siang dengan pria lain".

"Dia mau bertunangan".

"Dan?".

"Dan artinya aku tidak ada hubungan dengannya. Apa kau dengar tadi? Dia tidak mau berhubungan denganku di kehidupan ini maupun dikehidupan yang akan datang?".

"Hahahaha".

Seluruh tamu restoran menatap meja kami dengan ekspresi ingin tahu. Harry tampak acuh dengan pemandangan disekitar. Benar-benar menikmati membuat lelucon dengan Selena.

"Aku akan memberi tau Tetania, bahwa melakukan bisnis denganmu sangat mengecewakan".

"Aku juga akan memberi tau Tetania bahwa Selena membuat kegaduhan direstoran karena bertengkar dengan kekasihnya."

"Kau ingin membuat aku menjadi lelucon?".

"Itu akan menjadi permainan yang adil".

"Dia bukan kekasihku".

"Mantan kekasih kalau begitu?".

"Aku tidak mengenalnya".

"Aku tidak percaya padamu".

"Menyebalkan".

"Aku janji tidak akan menggodamu seperti Harry, Selenaku yang manis".

Seorang pria tampan dengan setelan mahal menghampiri meja Selena dan Harry dengan senyum tertahan.

"Oh Luciano kau sudah datang!".

Harry menahan senyumnya, berjanji dalam diam, bahwa rahasia ini bisa terbongkar kapan saja.

"Maaf, Aku terlambat. Kalian makanlah sesuka kalian. Sebagai gantinya aku akan mengambil alih semua tagihan". Luciano mengambil tempat duduk disebelah Selena. 

"Baiklah aku tidak akan sungkan lagi. Aku akan membawa pulang beberapa. Aku butuh banyak asupan untuk bekerja nanti malam". Selena tersenyum licik pada Luciano. Yang dibalas dengan anggukan pasrah.

"Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan adik kecilku kelaparan". Luciano mengelus rambut Selena penuh sayang.

"Terimakasih, big brother. Tolong sekalian black cardnya!".

"Lucu sekali".

"Apa kau sudah melihat kantor barumu?".

"Belum. Aku baru akan masuk kerja Minggu depan. Aku sedang mempelajari semua situasinya. Tidak mungkin aku datang berperang tanpa mempelajari medan pertempuran".

"Bagus. Jika boleh mengatakan, Ale telah menunjuk CEO yang tidak kompeten untuk masuk di pasar Amerika".

"Itu juga yang menjadi fokusku sekarang. Banyak terjadi kebocoran, yang paling membuatku kesal, kontrak sudah divalidasi tetapi bisa diambil alih pihak lain. Itu benar-benar membuatku marah".

"Sepertinya CEOmu yang sekarang ingin memperkaya dirinya sendiri".

"Aku tau. Aku sudah meminta Daniel memeriksanya untukku. Seharusnya aku memberikan jabatan CEO pada Daniel sejak tiga tahun lalu."

"Dan dia menolaknya?".

"Ya. Dan baru sekarang dia menerimanya "itupun hanya didalam nama".

"Mengapa kau harus melakukan itu? Apa ada yang kau sembunyikan dari kami?".

"Tidak ada. Aku hanya ingin bekerja dibalik layar manajemen".

"Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini?"

"Memastikan CEO lama membayar setiap sen yang dia curi dari perusahaan. Aku pastikan akan membuatnya didenda setidaknya 3x lipat dari total kerugian perusahaan. Selain membiarkannya membusuk dipenjara tentu saja".

"Bagus, jika kau butuh bantuan telpon kami kapanpun. Ngomong-ngomong kau sudah dapat tempat tinggal? Seperti apa rumah yang kau cari?"

"Landed house, modern minimalis , punya kolam renang, halaman belakang yang luas, tersedia tempat bermain tenis, rumah pohon juga boleh kalau ada. Dan murah".

"Hahahaha. Kami sarankan kau mencarinya sendiri di 50 negara bagian Amerika".

"Kalian berdua benar-benar tidak bisa diandalkan".

"Kau bisa tinggal di rumahku sebelum mendapatkan rumah".

"Tidak, aku akan mencarinya pelan-pelan ".

"Kau harus membawa Daniel Wang bersamamu"

"Aku suka ide itu".

"Bagus, jujur saja aku lebih suka mempercayainya dari padamu".

"Terimakasih untuk keterusterangannya".

"Apa perlu Minggu depan kami berdua mengantarmu? Jika aku dan CEO HARRY Co dibelakangmu, mereka akan berpikir ratusan kali sebelum menerkammu?".

"Jangan mendramatisir, aku tidak selemah itu, aku ikut membangun General Growth, aku tidak akan membiarkan siapapun menelanku".

"Aku pikir sebelum menelan mungkin mereka akan mengunyahmu lebih dulu."

"Itu sudah seharusnya".

Luciano dan Harry tertawa bersamaan. Mereka berdua suka sekali menggoda Selena karena wanita cantik didepannya ini memiliki emosi yang meledak-ledak.

~~~~>>>>

Dari jauh Austin memperhatikan Selena yang tampak bicara serius dengan kedua pria berjas mahal itu, mereka terlihat sangat akrab.  Selena bahkan tidak berhenti tertawa meski kadang-kadang menampilkan muka cemberut pada kedua pria itu. Wanita itu sepertinya benar-benar tidak terganggu dengan kehadiranku. Aku melihat Aland mencuri pandang kearah Selena berkali-kali. Aku bisa merasakan apabila Aland memiliki perasaan khusus pada Selena.

"Selena benar-benar cantik. Aku masih ingat ketika dia masih seorang mahasiswi, dia sangat polos. Sekarang lihatlah, semakin banyak pria berkualitas disekelilingnya".
Raymond melirik Selena yang masih berbicara serius dengan dua pria tampan itu.

"Kau lihat waktu dia bernyanyi bersama Nancy di acara dies natalis?" . Edward bertanya pada teman-temannya penuh kekaguman.

"Luar biasa, aku sangat menikmatinya. Aku bahkan tidak tau dia bisa berbahasa Mandarin dengan sangat lancar".
Natalie menjawab dengan penuh semangat.

"Iya sangat keren".
Aland menimpali.

"Kau sudah menemui Selena, Natalie?"
Raymond bertanya karena penasaran.

"Belum. Sejak dies natalis aku belum bertemu dengannya. Aku akan menemuinya nanti".
Natalie menjawab dengan perasaan sayang.

"Dia bahkan tidak melihatmu sama sekali. Kau tidak berarti baginya Natalie, lupakan wanita jahat itu".
Laura berusaha menasehati.

"Lihat perlakuannya pada Claudia. Dulu dia mendorongnya sampai jatuh dan cedera, sekarang dia mempermalukan Claudia di depan umum, sikap kasar seperti itu akan selalu dimilikinya". Laura berbicara membabi buta, benar-benar tidak ingin melihat Natalie kembali dengan Selena.

"Cukup Laura".
Aland menatap tajam Laura, membuatnya berhenti berbicara.

Austin dapat melihat kedua pria itu berdiri dan bergantian mencium kening Selena. Apa kekasih Selena, pria yang duduk disebelahnya? Karena pria didepannya sudah menikah, berarti pria tampan disebelahnyalah kekasihnya.

Mereka memakai setelan yang sangat mahal dan mendominasi, jadi kata kaya tidak cukup untuk menggambarkan mereka.

~~~>>>

Selena menghabiskan makan siangnya dalam diam. Dia benar-benar kelaparan. Kondisi perusahaan harus stabil dibawah kepemimpinannya. Andai dia  atau Daniel kembali ke Amerika sejak tiga tahun lalu, kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Ketakutannya menghadapi masa lalu yang membuatnya selalu mengurungkan niatnya.  Dan sekarang disinilah dia berusaha membereskan kekacauan yang disebabkan ketakutannya sendiri. 

Nanti malam aku akan menemui Daniel untuk membahas semuanya, termasuk memecat CEO sialan itu. Daniel akan menjadi CEO General Growth dan aku akan menjadi Central Processing Unitnya.

"Boleh aku duduk disini, Selena?".

Selena menengadah, melihat teman baiknya berdiri didepannya dengan mata berkaca-kaca. Sudah 10 tahun berlalu, dan gadis cantik yang menjadi temannya kini  telah menjadi  seorang fashion designer terkenal. Dan semua itu langsung terpampang dimajalah fashion yang ditemukannya di bandara.

"Natalie? Kaukah itu?".

"Iya sayangku. Ini aku".

"Ya Tuhan...betapa aku sangat merindukanmu, Natalie".

"Mengapa kau tidak datang padaku?".

"Aku takut jika kau dekat denganku, mereka akan memusuhimu".

"Dasar bodoh. Jangan bersikap seperti ini lagi. Kau mengenalku dengan baik, aku adalah sahabatmu dan itu tidak akan berubah. Bukankah seharusnya aku memarahimu karena kau pergi meninggalkan aku begitu saja? Kau bahkan tidak meninggalkan pesan padaku. Aku masih kesal bila mengingatnya".

"Maafkan aku, aku kalut saat itu. Pergi satu-satunya cara yang ada dipikiranku".

"Baiklah, mari kita lupakan kejadian pahit itu. Aku tidak ingin melihatmu bersedih. Sekarang katakan padaku, Dimana kau tinggal?".

"Hotel".

"Kau tidak akan menetap?".

"Aku belum memikirkannya".

"Lalu, berapa lama kau akan tinggal?"

"Entahlah".

"Tinggallah bersamaku, aku masih punya kamar kosong dirumah".

"Tidak, aku tidak ingin merepotkanmu".

"Tapi aku lebih suka kau merepotkanku".

"Aku sebenarnya sedang mencari apartemen. Aku baru tiba kemarin jadi belum menemukannya".

"Saat dies natalis?".

"Iyaa".

"Jadi penampilan diatas panggung itu tanpa rencana?".

"Itu jebakan. Prof Han yang merencanakan".

"Hahaha, ternyata profesor Han sangat keren. Aku akan mengirimkan buket bunga yang sangat besar untuknya".

"Jika kau membutuhkan tanda tangannya, aku akan dengan senang hati memintakannya untukmu". 
Sahut Selena pedas.

"Tentu saja, aku mungkin membutuhkannya suatu saat nanti."

Natalie tertawa, sahabatnya tidak berubah sama sekali. Mereka tidak bertemu setelah 10 tahun, dan rasanya tidak pernah berubah. Mereka seperti mahasiswi berusia 18 tahun lagi.

"Terlalu". 

"Aku akan berpamitan pada mereka lalu aku akan menemanimu mencari apartemen".

Natalie berjalan kemeja Austin dan teman-temannya dengan senyum gembira diwajahnya.


~~~>>

"Maafkan aku, aku harus pergi". Pamit Natalie pada teman-temannya.

"Mengapa kau buru-buru? Ajak Selena bergabung bersama kita, Natalie?".

Aland selalu yang paling ramah, dia tidak terpengaruh oleh kejadian 10 tahun yang lalu. Dan itu membuatnya senang, masih ada Aland yang berpihak pada Selena.

"Aku ingin sekali Aland, tapi aku harus mengantarkan Selena kembali ke hotel".

"Selena tinggal di hotel? Dia tidak akan tinggal di sini?". Benar pikir Natalie, Aland memang menaruh perhatian lebih pada Selena. Mungkin dia akan menjodohkan Selena dengan Aland, pikiran itu membuatnya gembira.

"Aku belum tau. Aku sedang membujuknya untuk menyewa apartemen".

"Austin, bukankah ada unit kosong di gedung M?".
Raymond menatap Austin, menunggu jawaban.

"Entahlah". Balas Austin singkat.

"Mengapa menjadi entahlah?". Cecar Raymond tidak mau kalah.

"Itu bukan tanggung jawabku. Itu tanggung jawab Manajer Properti". Balas Austin kasar.

"Natalie, kau bisa membawa Selena melihat-lihat Unit apartemen di  Gedung M,  Apartemen itu memang sangat mewah. Tapi tinggal disana bisa memberikan privasi yang dibutuhkan. Aku punya nomor manajer propertinya, akan kukirimkan kepadamu."

Raymond sekali lagi melihat Austin untuk mendapatkan persetujuan, namun Austin tampak tidak peduli, dia tetap sibuk menyesap kopi di cangkirnya.

"Apa kau bercanda Raymond? Apa kau tau harga  satu unit Apartemen di gedung M? itu sangat mahal, aku tidak yakin Selena sanggup membayar bahkan hanya untuk sekedar menyewa 1 bulan sekalipun".

Claudia terlihat frustasi, tidak mungkin membiarkan Selena dan Austin tinggal di gedung yang sama, jika mereka sering bertemu bisa-bisa Austin akan jatuh cinta lagi padanya.

"Aku akan membayar depositnya". Jawab Aland dan Natalie bersamaan. Membuat semua orang di meja saling pandang, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Jam berapa kalian akan pergi? Aku akan menjemput kalian". Lanjut Aland kepada Natalie.

"Terimakasih Aland, besok aku akan menghubungimu".



                                                    credit: James Edition (google)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cinta Itu Pasti Kembali Part 9

# Engagement Party "Gaunmu sangat cantik, Clau". "Terimakasih. Natalie yang merancangnya". "Kau meminta sahabat ...